Adapun hasil analisis uraian data di atas Marsinah di seret dan dicampakkan dan ia diikat ke kursi. Data di atas menunjukan bahwa perempuan selalu menerima penyiksaan dan kekerasan, yang tidak seharusnya dilakukan. Hal ini dapat ditunjukan dari teks tersebut Marsinah sebagai seorang perempuan tidak bisa, sehingga perempuan akan selalu korban kekerasaan dari kaum laki-laki.
     Â
7. Citra Perempuan dari Segi Perasaan dan Pandangan Masyarakat    Â
"Sengsara betul hidup di sana Â
jika suka berpikir, Â
jika suka memasak kata; Â
apa sebaiknya menggelinding saja Â
bagai bola sodok, Â
bagai roda pedati?" (Melipat Jarak: Damono, 2015:10)
Â
Adapun hasil uraian teks puisi di atas menunjukan adanya ketidakadilan gender secara subordinasi, kondisi dimana perempuan di bawah laki-laki, sehingga kebanyakan perempuan tidak dianggap penting dalam berbagai kegiatan. Kalimat apa sebaiknya menggelinding saja bagai bola sodok menggambarkan perempuan tidak diberi kesempatan untuk menyalurkan aspirasi atau pendapatnya, hal ini dikarenakan Marsinah sebagai seorang perempuan dianggap tidak mengerti tentang apa-apa, namun Sapardi Djoko Damono menggambarkan Marsinah sebagai perempuan yang berani dalam menentang ketidakdilan.
8. Citra Perempuan dari Segi Perasaan dan Fisik
"Saya ini Marsinah, saya tak mengenal Â
wanita berotot, Â
yang mengepalkan tangan, Â
yang tampangnya garang Â
di poster-poster itu;Â
saya tidak pernah jadi perhatian Â
dalam upacara, dan tidak tahu Â
harga sebuah lencana." (Melipat Jarak: Damono, 2015:11)
Â
Dalam teks puisi tersebut Sapardi Djoko Damono menggambarkan Marsinah sebagai wanita yang gagah, kuat, dan garang. Namun menurut pemahaman secara mendalam teks puisi tersebut menunjukan Marsinah sebagai sosok yang lemah dan tidak berdaya bahkan tidak ada yang memperhatikannya sebagai perempuan yang harus disayangi dan dijaga hal ini ada pada kutipan teks puisi saya tidak pernah jadi perhatian. Sebagai sosok perempuan Marjinah digambarkan juga dengan kehidupan sederhana seperti pada kutipan teks puisi ...dan tidak tahu harga sebuah lencana.
    Â
9. Citra Perempuan dari Segi MasyarakatÂ
Marsinah itu arloji sejati, Â
melingkar di pergelangan Â
tangan kita ini; Â
dirabanya denyut nadi kita,Â
dan diingatkannya
agar belajar memahami Â
hakikat presisi. (Melipat Jarak: Damono, 2015:11)
Â