Mohon tunggu...
muhamad zaki
muhamad zaki Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga 2013

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjadi Promotor Musik Itu Keren!

1 Januari 2014   21:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:16 5403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_302937" align="alignnone" width="300" caption="sumber : twitter.com (@rajawaliindo)"][/caption]

Kini musik sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, bahkan sampai ada quotes yang mengatakan “hidup tanpa musik itu hampa”. Semakin maraknya masyarakat yang menyukai musik dan tentunya suka menonton langsung konser musik membuat sebagian orang memilih berprofesi sebagai event organizer atau lebih tepatnya promoter musik. Promoter atau Event organizer adalah jasa penyelenggaraan kegiatan dan merupakan usaha yang dilakukan untuk mempermudah rencana meyelenggaraka sebuah event, pada promoter musik berarti untuk mempermudah menyelenggarakan sebuah konser musik. Ya, menjadi promoter musik pada saat ini dinilai sangat menguntungkan dan mengasyikkan bagi orang yang juga hobi dengan musik. profesi sebagai promoter juga dinilai bakal berkembang pesat jika dilihat dari animo masyarakat yang berbondong-bondong datang ke suatu pertunjukkan musik. Sebuah konser musik akan sangat membutuhkan yang namanya event organizer atau yang biasa disebut EO, untuk me-manage tata panggung, property, tema, dan run down acara tersebut. Mustahil jika sebuah konser musik tanpa event organizer dan semua di atur oleh artis atau band itu sendiri. Band ataupun artis hanyalah untuk ‘manggung’ dan tidak akan bersusahpayah memikirkan bagaimana rundown acara tersebut, disinilah dimana ‘event organizer’ sangat dibutuhkan, dan inilah alasan mengapa profesi dibidang jasa ini banyak digeluti oleh sebagian orang di Indonesia, disamping karena memang untungnya yang sangat besar. namun sebagian dari mereka justru tidak menomor satukan kualitas event organizer mereka tapi hanya memikirkan untung besar tanpa memperhatikan dari segi kepercayaan customer kepada EO mereka. Akibatnya banyak event organizer baru yang kalah saing dengan yang sudah ada sebelumnya karena mereka kurang memberikan suatu bukti bahwa event organizer mereka berkualitas, kepada customer.

Sebagai contoh EO atau promoter musik di Yogyakartayaitu PT.Rajawali Indonesia, yang baru saja mem-promotori “coboy junior tour 30 kota” yang berakhir beberapa hari yang lalu. PT.Rajawali Indonesia juga pernah mendatangkan penyanyi dunia, Rick Price yang pada saat itu satu panggung dengan kahitna. PT.Rajawali Indonesia berdiri sejak tahun 2008 yang sebelumnya masih bergerak dibidang penerbitan buku. Namun seiring berjalannya waktu, mereka melihat antusias masyarakat Yogyakarta pada konser musik yang semakin hari semakin meningkat, maka berubahlah PT ini menjadi promoter musik. “Memang akhir-akhir ini minat masyarakat dengan musik cukup besar, paling tidak dua tahun terakhir animo masyarakat dengan konser artis mancanegara cukup besar.” Ujar bapak Anas Syahrul Alimi selaku CEO (chief executive officer) PT.RAJAWALI INDONESIA yang saya wawancara saat berada dirumahnya.

Beliau kelahiran tahun 1976, sudah lebih dari 5 tahun beliau menjadi CEO PT.Rajawali Indonesia ini, karena beliaulah yang merintis usaha promoter musik ini dari nol sampai menjadi salah satu promotor handal di Indonesia. Bapak Anas bukan seorang lulusan dari bidang komunikasi, namun beliau bisa sampai seperti saat ini karena pengalaman dan banyak bergaul dengan orang-orang yang ahli dibidang usaha ini. Selaku CEO di Rajawali di Indonesia, bapak Anas memang mempunyai kendali penuh atas perusahaannya, namun lebih spesifikasi lagi beliau juga sebagai “creative” yang member ide-ide tentang konsep-konsep konser yang akan diselenggarakan EO nya, dan tentu yang bertanggung jawab atas resiko berhasil atau tidaknya suatu event yang di promotorinya, selepas jika tidak berhasil karena kelalaian karyawannya. Kalau bicara soal prestasi atau karya bapak Anas, beliau sudah berhasil menggelar berbagai konser mulai dari band-band lokal hingga band-band ternama Indonesia seperti Slank dan Noah, boyband coboy junior yang baru selesai beberapa hari lalu, trio lestari yaitu terdiri dari tompi, glenn fredly, dan shandy sandoro. Dan bahkan pernah mendatangkan penyanyi dunia seperti Rick Price dan juga Michael Learn to Rock. Beliau sukses menggelar semua konser-konser mereka tersebut dan meraup keuntungan yg cukup besar. “keuntungan dari promotor musik ini bisa mencapai 100%, bahkan bisa sampai 200% jika sukses besar dan tiket sold out.” Tutur CEO Rajawali Indonesia tersebut. Namun memang tidak selamanya mempromotori sebuah event atau konser itu bakal berhasil, contohnya pada saat Musikal Laskar Pelangi yang di promotori EO bapak Anas, Rajawali Indonesia. Pada saat itu pagelaran Musikal Laskar Pelangi hamper gagal diselenggarakan karena kurangnya pengadaan panggung, dan pendanaan dari pihak promotor. Pada situasi inilah peran CEO diuji, semua ditanggung oleh promotor, dan dari promotor pastilah yang bertanggungjawab ialah CEO nya. Menurut beliau itulah saat dimana hal yang baling tidak menyenangkan terjadi, dan untuk mengatasi kesulitan itu beliau hanya berkata “tenang, dan jangan ceroboh”. Jika masalahnya karena kurang dari pendanaan, dan cara menyelesaikannya hanya dengan meminjam bank atau memakai uang kantor, lakukan. Lakukan se-efisien mungkin dan jangan sampai justru menambah terpuruk keadaan seorang CEO tersebut. Begitu ujar bapak Anas saat ditanya tentang hal tidak menyenangkan selama berprofesi sebagai promotor itu.

Beliau menuturkan kembali, “Menjadi seorang promoter tidaklah sesederhana yang anda pikirkan, untuk menjadi seorang promoter, anda harus memiliki sejumlah skill atau keahlian di beberapa bidang seperti” :

1.Ide dan kreatifitas

“Untuk bergelut dibidang EO atau Promotor ini, anda harus mempunyai ide cemerlang dan kreatifitas, jangan sekalipun takut atau malu mengeluarkan ide gila anda untuk sebuah event, namun harus diingat bahwa tetap harus bisa diterima masyarakat. Usahakan munculkan ide-ide tema acara yang menarik dan inovatif. Bisnis ini juga berkaitan erat dengan kesukaan dan ketertarikan akan musik. Akan lebih mudah dijalani jika anda memiliki kesukaan atau ketertarikan dengan musik itu sendiri.”

“Namun yang perlu diingat juga disini, walaupun bisnis ini berhubungan dengan musik dan berkaitan dengan kesukaan anda dengan musik, jangan hanya memunculkan suatu konser sesuai kesukaan anda, tapi usahakan cari musik, artis, atau band apa yang sedang digemari masyarakat sekarang, sehingga konser yang kita selenggarakan itu akan bisa menyedot banyak orang.”

2.Relasi bisnis yang luas

“Mempunyai relasi bisnis yang luas akan memudahkan anda dalam mengorganisir suatu konser musik atau pertunjukan musik. Para promoter juga seharusnya mempunyai kerjasama dengan pihak-pihak penyewaan peralatan musik seperti, sound system, alat-alat musik, dan peralatan panggung lainnya, ini akan memudahkan promoter atau EO untuk mengatur sebuah event.”

“Tidak hanya itu, EO juga harus punya relasi dari pihak advertising mengingat acara konser musik itu perlu adanya promosi, salah satunya lewat baliho, spanduk, atau poster-poster. Disinilah perlunya para EO bekerjasama dengan berbagai percetakan, agar memudahkan mereka dalam percetakan iklan.”

3.Teamwork solid

“Kemajuan EO atau sebuah promoter musik juga disebabkan oleh suatu teamwork yang solid didalamnya. Untuk membuat teamwork yang solid sebenarnya tidak harus dengan banyak orang, cukup bebrapa orang saja yang ahli di setiap bidangnya masing-masing. Jadi semua sektor yang dibutuhkan untuk membangun sebuah EO yang berkualitaspun terpenuhi.”

4.Kemampuan “menjual”

“Disamping EO harus memikirkan bagaimana acara yang akan ditangani berhasil dan menarik banyak penonton, EO juga harus mempunyai kemampuan untuk presentasi kepada calon customer dan meyakinkan kepada cutomer bahwa EO nya itu layak untuk dipakai atau dipercaya menangani event tersebut. Selain itu, EO atau promoter jua harus bisa presentasi proposalnya kepada sponsor agar mendapat kepercayaan dan bisa meyakinkan sponsor untuk membayar mahal atau mensponsori konsernya.”

5.Kemampuan financial

“Nah yang terakhir untuk membangun bisnis EO yaitu kemampuan dalam modal usaha. Karena untuk terjun di dunia EO atau promoter musik harus mempunyai kantor, ya, dana untuk menyewa kantor, untuk pengadaan alat-alat kantor, dan untuk pengurusan legalitas CV atau PT kantor tersebut.”

Untuk soal AFTA 2015, bapak Anas menilai bahwa profesinya tidak akan berpengaruh dengan adanya AFTA itu sendiri. Karena tidak ada kaitannya dengan bea cukai atau sejenisnya. Beliau menggunakan atau bekerjasama hanya dengan sponsor lokal, tidak dengan sponsor luar negri yang (mungkin) menggunakan tambahan dana bea cukai, bapak anas pun tidak tahu soal itu. Jadi, siapapun bisa membangun bisnis dibidang ini jika orang itu mempuyai kriteria seperti yang disebutkan diatas. Namun harus tetap diingat bahwa semua usaha yang dirintis itu ada resikonya. Tapi tetap, usaha yang disertai keseriusan dan tak kenal patah semangat juga akan melahirkan hasil yang lebih juga. Terlebih jika usaha EO atau Promotor musik dibidang jasa seperti ini.

Rajawaliindonesia.com

@RajawaliIndo

@Anas_S_Alimi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun