Mohon tunggu...
M. Roni
M. Roni Mohon Tunggu... Karyawan -

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Infrastruktur Terhadap Perekonomian

21 Oktober 2015   13:44 Diperbarui: 21 Oktober 2015   13:49 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi perekonomian di salah satu desa di kabupaten Kendal Jawa tengah sekitar Delapan tahun yang lalu bisa dikatakan sedikit melambat dibanding desa-desa lainya, Hal ini disebabkan kondisi jalan yang kuran baik selain itu dari sektor pertanian lahan yang di gunakan oleh masyarakat sekitar kebanyakan adalah ladang tadah hujan sehingga dimusim kemarau banyak lahan persawahan yang dibiarkan begitu saja karena tidak cukup air.

Kemudian hasil dari pertanian seperti buah pisang, gula aren, dll relatif rendah, hal itu disebabkan oleh sarana infrastruktur yang menghubunkkan dari desa tersebut ke desa tetangga yang tidak mendukung sehingga para pembeli hasil pertanian harus mengeluarkan biaya extra untuk mengangkut daganganya.

Setelah kurang lebih Delapan tahun berlalu kini desa tersebut mulai menampakkan kemajuannya sedikit demi sedikit daya beli masyarakat pun meningkat mualai dari kendaraan bermotor, pembangunan rumah dll, hal itu disebabkan adanya perbaikkan jalan dan dibangunya jembatan yang menghubungkan dari desa tersebut ke desa lainya.

Dari segi gaya hidup masyarakatpun kelihatan sudah menunjukan kemajuan dan tidak seperti sebelumnya, sebagai contoh adalah para ibu yang jika dulu berbelanja untuk kebutuhan dapur itu dilakukan satu minggu sekali pergi ke pasar kemudian membeli keperluanya yang sekiranya dapat memenuhi dalam seminggu, kini tidak perlu lagi ke pasar karena tukang sayur sudah bersedia datang ke desa itu.

Bentuk kepedulian pemerintah saat ini begitu banyak membawa perubahan jika sebelumnya adalah tentang daya beli masyarakat, kini dari segi pendidikan. Delapan tahun lalu rata-rata anak di desa tersebut hanya lulusan SD (Sekolah Dasar) dengan berbagai alasan seperti ketidak mampuan orang tua untuk membiayai sekolah anaknya sampai rasa malas karena untuk bersekolah SMP, para siswa harus bangun sekitar jam Empat pagi kemudian jalan kaki sekitar Empat kilometer untuk mendapatkan angkutan.

Namun sekarang sangatlah menyenangkan banyak anak-anak yang mulai merasa rugi jika tidak melanjutkan sekolah. Semoga kemajuan ini terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Amin..

 

Muhroni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun