Mohon tunggu...
Muh YusrilIsha
Muh YusrilIsha Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

;

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangnya Perhatian Pemerintah terhadap Sektor Unggulan Pertanian di Desa Jenne Maeja Dusun, Pollo Salu

14 Juni 2022   23:28 Diperbarui: 14 Juni 2022   23:36 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem. Menurut Van Aarsten (1953), pertanian adalah digunakannya kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan tersebut. Kata pertanian juga didefinisikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Enrakang (2013), sebagai kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual / ditukar atas resiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga).

Dusun Pollo Salu adalah salah satu Dusun yang ada di Desa Jenne Maeja, Kacamatan Ponrang Selatan. Sebagian besar penduduk di Desa ini bersuku daerah suku asli Luwu. Kekayaan alam yang berlimpah serta hamparan tanah yang luas membuat desa ini bisa terbilang cukup maju. Rata-rata mata pencaharian masyarakat di Desa Jenne Maeja, terutama di Dusun Pollo Salu bekerja sebagai petani. Selain bertani, berkebun juga menjadi salah satu sumber pendapatan yang ada di Dusun ini.

Dengan adanya kemajuan  ilmu pengetahuan & tekhnologi (IPTEK), para petani memanfaatkan hal tersebut  untuk mempermudah mereka dalam mengerjakan perkerjaan dibidangnya masing-masing. Meskipun demikian, para petani di Dusun ini masih mengalami masalah yaitu terkendala di pemasokan pupuk yang terbatas bagi kelompok tani serta harga racun untuk membasmi hama-hama yang kurang relevan dengan harga jual hasil panen (jika dikalkulasikan).

"Intinya, kendala para petani di Dusun ini ada pada keterbatasan pembagian pupuk dari BUMDES ke kelompok tani yang apabila ketika  kelompok tani membeli pupuk diluar dari BUMDES, maka akan mendapat selisih harga yang cukup jauh, serta mahalnya harga racun pembasmi hama yang akan mempengaruhi bagus tidaknya hasil panen." Ujar bapak Supriadi, Sekertaris Desa sekaligus kelompok tani di Dusun Pollo Salue.

Berangkat dari masalah yang ada seharusnya pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait harga eceran tertinggi pupuk agar tidak ada pihak yang mencari keuntungan dari sulitnya mendapatkan pupuk. Karena tidak kita pungkiri bahwa ada saja pihak yang memanfaatkan situasi kesulitan yang dihadapi parah petani.  Dan juga memberikan pembinaan kepada parah petani terkait pembuatan pupuk organik hingga penggunaan pupuk organik pengganti pupuk kimia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun