Mohon tunggu...
Muh Fahrurozi
Muh Fahrurozi Mohon Tunggu... Human Resources - Penikmat Kopi

Hanya manusia biasa yang ingin mati dengan damai, sebab hidup adalah proses panjang dari bagaimana cara kita mati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berbicara dengan Bayang

5 Februari 2019   11:38 Diperbarui: 20 Februari 2019   11:46 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: vistaalmar.es

Ditengah tiupan sepoi angin malam

Suara-suara jangkrik menambah keindahan suasana malam.

Lantunan lagu dari Tomi J Pisa menjadi pengiring.

Pohon mangga disampingkupun ikut menari menikmati suasana malam ini.

Suara kendaraan dari arah jalan utama sana terdengar samar-samar.

Dapat kurasakan begitu banyaknya manusia yang melewati jalan itu.

Begitu sibuknya manusia, sampai selarut ini masih berlalu lalang.

Apa yang mereka cari?

Oh, aku lupa. Malam ini aku hanya seorang diri. 

Aku bingung mau bertanya siapa.

Ya sudah, aku tanya pada bayangku sendiri.

Sebuah tanya, lalu ku jawab sendiri.

Apa yang manusia cari sampai selarut ini?

Pertannya ini juga berlaku buatku.

Ku masuki alam bawah sadar dan mulai bertanya pada diriku, kalaupun yang kita kejar adalah uang, maka ia hanya bisa kita nikmati dalam kurun waktu yang terbatas.

Jadi, apa sebenarnya tujuan nya?

Kalaupun tujuannya adalah uang, begitu sia-sia nya hidup ini kita gunakam hanya untuk itu.

Kembali ku bertanya, apakah hanya sekedar materi yang kau cari?

Tidakkah kau berpikir akan kemana kita nanti setelah kematian?

Setelah kita meninggalkan dunia ini dan segala kemegahan yang berada didalamnya kita tinggalkan, apa yang terjadi dengan kita selanjutnya?

Tidakkah kau berpikir tentang itu?

Hidupmu hanya sia-sia saja, rubahlahlah.

Jangan terlalu terlena dengan dunia, ia hanya sementara.

Ada suatu perjalanan panjang menanti di depan sana; lorong gelap dan panjang, mencari setitik cahaya penerang.

Lagu yang ku putar sudah berganti judul, nyamuk-nyamuk menjengkelkan mulai menyerangku.

Ide dan konsentrasiku buyar.

Aku kembali bertanya, atas alasan apa Tuhan menciptakan nyamuk? Dia hanya bisa menjadi pengganggu.

Tidak ada manfaatnya sama sekali, mungkinkah Tuhan menciptakan sesuatu makhluk tanpa ada tujuan dan manfaatnya???

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun