Media baru atau new media kali pertama dikembangkan oleh Pierre Levy. Dikatakannya media baru ialah suatu teori yang membahas dan dan mengkaji perkembangan media. Dalam teori media baru, ada dua pandangan, pertama yaitu mereka yang membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka atau biasa disebut pandangan interaksi sosial.
Pierre Levy memandang world wide web (www) suatu lingkungan informasi yang dinamia, fleskibe dan terbuka yang memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuan yang baru. Kedua, yaitu gambaran media bukan dalam bentuk informasi, interaksi, atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat atau yang biasa disebut pandangan integrasi sosial.
McQuail mengelompokkan media baru menjadi empat kategori: pertama media komunikasi interpersonal meliputi email, handphone dan telepon. Kedua, media bermain interaktif seperti misalnya videogame, permainana dalam internet, hinnga komputer. Ketiga, media pencarian informasi yang berupa portal/ search engine.
Keempat, media partisipasi kolektif seperti penggunaan internet untuk berbagi dan pertukaran ide, gagasan, informasi dan dimana pengunaannya tidak semata-mata untuk alat namun juga dapat menimbulkan rasa emosional. New Media atau yang biasa disebut media online disebut sebagai produk dari komunikasi dimediasi oleh teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital.
Selain itu, media online juga didalamnya terdiri dari gabungan beberapa elemen artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu. New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara publik maupun secara private.
Melompat lebih jauh, politik merupakan arena pertarungan yang untuk memenangkannya membutuhkan peralatan serta modal yang tidak sedikit. Sejumlah perangkat dan metode digunakan untuk memenangkan kontestasi tersebut salah satunya ialah memanfaatkan kepopuleran baik diri sendiri maupun orang lain.
Misalnya dengan menggandeng sejumlah tokoh ternama baik itu politisi, artis maupun influencer. Secara sederhana influencer marketing merupakan strategi yang melibatkan atau bekerja sama dengan influencer media sosial yang memiliki basis pengikut yang besar untuk memperluas jangkauan dan mempengaruhi pemilih potensial.
Politisi dalam kampanye politik bermitra dengan influencer yang relevan dengan target audiens mereka untuk menyebarkan pesan politik atau mempromosikan kampanye mereka. Menggandeng artis atau influencer dalam kampanye politik merupakan salah satu modal bagi para politisi.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa untuk memenangkan pertarungan politik seseorang harus memiliki modal. Hal ini sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh Pierre Bourdieu yang mengatakan bahwa dalam memenangkan arena pertarungan seseorang paling tidak memiliki 4 modal diantaranya modal ekonomi, modal sosial, modal budaya dan modal simbol.
Kaitannya dengan menggandeng para artis atau influencer ialah karena mereka memiliki modal simbol yang identik dengan ketenaran dan kepopuleran mereka yang memiliki banyak pengikut. Melihat dari konsep ini maka menggaet tokoh figur merupakan salah satu strategi dalam kampanye politik, sekurang-kurangnya biar sang politisi dikenal masyarakat secara luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H