Mohon tunggu...
Muh. Taufik
Muh. Taufik Mohon Tunggu... Wiraswasta - belajar dan terus belajar memperbaiki diri

berusaha selalu nyaman walaupun selalu dalam kekurangan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mungkinkah Hanya Satu Presiden yang Bisa Menyelesaikan Jabatan dengan Tuntas?

21 Oktober 2010   05:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:14 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Era kepemimpinan di Indonesia sekarang kembali memasuki masa-masa sulit.Indonesia mungkin salah satu negara dengan jumlah Presiden yang paling sedikit, tetapi juga paling panas kursinya. Bayangkan setelah merdeka selama 65 tahun berbagai gejolak terus melanda tahta pemerintahan.

Mulai dari Soekarno yang meraih kursi kepresidenan melalui perjuangan melawan kolonial, keluar masuk penjara merupakan langganan rutin baginya.Dinginnya lantai penjara,dengingan suara nyamuk ataupun kerasnya alam Boven Digul dan Pulau Buru sempat menjadi salah satu bagian dari sekian banyak sisi hidupnya.Puncak perjuangannya tercapai ketika dengan lantang memproklamirkan kemerdekaan.Rakyat pun sepakat memilihnya sebagai Presiden.

Soekarno adalah seorang anak manusia yang mempunyai pendirian yang kuat dan pantang menyerah apalagi merengek-rengek.Itu tak pernah tertulis dalam kamusnya.

Untuk memperlihatkan citra diri sebagai bangsa yang besar dan punya harga diri,Soekarno pantang menundukkan muka di depan kepala negara manapun.Bahkan semisal Presiden Amerika sekalipun.Malah berani menudingkan telunjuknya sambil berteriak lantang “go to hell with your aid”.Benar-benar sebuah sikap berani yang membuat terperangah banyak pemimpin negara lain yang justru berharap dari kebaikan hati Amerika saat itu.

Namun sejarah menjadi lain ketika Soekarno harus mengakhiri kekuasaannya dengan cara yang kurang elegan.Terguling dari kursi kekuasaan dan wafat dalam kesepian.

Tragis, hanya itu kata yang tepat untuk seorang negarawan seukuran beliau.

Tapi bukankah sudah sifat pahlawan memang seperti itu.Berani menanggung resiko,sirna diatas puncak kekuasaan.

Memasuki era Orde Baru,muncul figure Soeharto.Dalam pekembangannya berubah menjadi sentral segala-galanya.Soeharto mampu menempatkan diri sebagai penyelamat dari keterpurukan Orde Lama.Selama 32 tahun berkuasa, Soeharto banyak meninggalkan jejak pembangunan.Sehingga tidak heran di beri gelar Bapak Pembangunan.

Kita semua pasti masih ingat masa-masa itu,nilai rupiah yang cenderung stabil,harga barang-barang relative murah dan terjangkau,surplus beras dan bahan pangan sampai-sampai mampu melakukan eksport ke luar negeri,keamanan dalam negeri stabil,negara tetangga juga hormat dan cenderung segan pada wibawa Pak Harto.

Negara Balkan pun yang sementara perperang ikut segan dan menghentikan perang ketika Pak Harto mampir.Agama tumbuh subur,aliran sempalan tak berani menampakkan batang hidung.Moral masyarakat masih cukup terjaga dengan baik.Meskipun disisi lain orang menganggap Soeharto jahat.

Tragis! 20 Mei 1998 adalah puncak dari seluruh kebencian terhadap Soeharto.Sang maestro pun terguling dari kursi kekuasaan.Lengser keprabon.

Sebagai wakil, Habibie pun ditunjuk sebagai pengganti untuk melanjutkan sisa masa jabatan soeharto.Ekonomi sedikit mulai ada harapan.Masyarakat berharap roda pemerintahan akan membaik.Tetapi lagi-lagi, sisa badai amarah dan ketidak sabaran segelintir orang yang ingin cepat-cepat menikmati kue kekuasaan membuat Habibie segan bertahan lebih lama.Ditambah lagi desakan keluarga yang tidak menginginkan beliau melanjutkan karier sebagai Presiden.Klimaksnya pertanggung jawabannya ditolak parlemen.

Sesudah itu Pemilu digelar, muncullah sosok Gus Dur yang dianggap mewakili kaum pesantren.Kepemimpinan Gus Dur sebagai Presiden yang sejak mulainya penuh dengan intrik-intrik politik,terus menerus di goyang berbagai isu tak sedap.Presiden yang serba tak mau repot ini pun akhirnya harus buang handuk setelah doyong karena terus digoyang.

Tragis!

MPR menolak sang Presiden melanjutkan jabatan setelah terjadi perseteruan habis-habisan.Buntutnya Presiden keok dikeroyok wakil rakyat.

Sesuai amanat konstitusiMegawati yang saat itu sebagai Wakil Presiden ditunjuk melanjutkan sisa masa tugas Gus Dur.Senasib dengan Gus Dur, awal masa pemerintahan Ibu Mega pun diterpa isu tak nyaman,wanita tak layak jadi pemimpin negara. Mati-matian Mega bertahan,dengan mengusung prioritas perbaikan ekonomi dan perbaikan sector lainnya, tetap tidak banyak menolong citra Bu Mega.Rakyat masih merana.

Masa pemerintahan Gus Dur – Megawati banyak diwarnai bencana alam.Petani mengeluh gagal panen,hama belalang merajalela.Mirip cerita di jaman Nabi Musa,Tuhan murka dan menurunkan pasukan belalang melalap habis lumbung pangan karena Tuhan marah kepada Fir’aun.

Akhirnya digelarlah Pemilu 2004.Duet pasangan SBY-JK cukup menjadi perhatian.Meskipun pada awal-awalnya banyak diragukan orang.Namun pasangan ini tetap nekad berduet dan akhirnya menjadi pasangan yang cukup ideal.SBY dengan ciri khas orang Jawa : tenang (cenderung lamban),penuh perhitungan sebagai orang militer,cukup bisa di imbangi dengan baik oleh JK.Karakter Bugis pedagang yang enerjik penuh spirit, malah kadang-kadang terkesan suka mengabaikan resiko.

Gerakan penghematan anggaran yang digagas pasangan ini cukup berhasil.Jiwa pedagang JK mampu berhitung, biaya produksi sebuah panzer buatan Indonesia dianggap jauh lebih murah dari pada panzer buatan Korea Selatan, dengan kualitas mutu yang sama.Kas negara saat itu mampu berhemat sekian triliun rupiah.

Kesuksesan duet ini rupanya membuat iri banyak orang dan berupaya memisahkan mereka.Usaha ini berhasil.Pada Pemilu 2009 SBY menggaet Boediono sebagai Wapres,JK pun ditinggal pergi.

Hari ini,setahun sudah duet baru SBY-Boediono segendang sepenarian.Boediono yang berpembawaan kalem sukses mendampingi SBY yang bersifat lamban.Banyak pihak yang menilai SBY adalah Presiden yang flamboyant,senang berdandan dan pake baju baru (konon biayanya sampai Rp.1 M lho,ck ck ck……),sering ragu dalam bertindak,kurang peduli pada rakyatnya sendiri.Longsor Wasior lebih dulu diberi ungkapan duka cita oleh Obama.

Menurut mantan Menko Kesra Rizal Ramli,Indonesia saat ini mengalami keterpurukan.Harga-harga naik sementara produksi turun.Seakan menunggu kolaps.Dimana-mana “dewan juri” ramai-ramai memberi raport merah.SBY-Boediono pun terancam tidak naik kelas.

Kedatangan SBY ke Makassar langsung disambut demo.Mahasiswa menolak kedatangan orang nomor 1 di Indonesia itu.Ribuan aparat keamanan pun disiagakan.Setelah Makassar menyusul Jakarta ikut bergolak.Aroma reformasi jilid II sangat terasa.Sisa sekarang petinggi-petinggi demonstrasi harus pandai mengelola isu.

SBY-Boediono telah dikepung.Teroris makin mengancam,rakyat makin tidak bersahabat lagi.Anak-anak muda dari perguruan tinggi makin mengganggu.Koruptor yang ditangkapi mulai bernyanyi,bencana alam silih berganti,negeri tetangga yang dulunya ramah kini makin usil,kasus Bank Century yang coba ditenggelamkan dibawah permukaan ternyata malah menjadi bola api yang mendidihkan air dan suhu politik.Beliaupun semakin salah tingkah.Dengan wajah yang semakin sembab beliau masih sering menyerukan pentingnya persatuan dan kesatuan.

Sebagai catatan,dulu kondisi seperti inilah yang mengawali terjadinya reformasi jilid I.Penulis yang saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir FH UNHAS merasakan betul situasi itu.

Kini, mari kita bertahajud memohon kepada Tuhan YME,semoga rakyat Indonesia dijauhkan dari azab karena ulah pemimpinnya,sekaligus memohon tindakan apa yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan negeri ini.

Atau, haruskah kita kembali seperti dulu.Turun ke jalan dan dan berteriak :

“ENAK DIDEMO DAN PERLU”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun