Mohon tunggu...
M. Galang Pratama
M. Galang Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - Buku dan buku

Penulis peristiwa. Tinggal di http://www.emjipi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kamummu, UKM Berbahan Lokal 100 Persen Tenun Sengkang

8 Desember 2018   21:45 Diperbarui: 9 Desember 2018   00:16 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Banggalah menggunakan produk-produk dalam negeri dan mari memelihara budaya dengan mencintai tenun nusantara." -Andi Bunga Tongeng

Pernah dengar kalimat ini? "Cintailah produk-produk Indonesia." Ya, saya kira siapa pun yang pernah menyaksikan iklan TV salah satu produk dalam negeri itu, akan tahu itu merk apa. Tapi saya tak akan membahas merk itu. Di sini saya akan sedikit mengupas tentang potensi ukm lokal yang masih jarang diketahui masyarakat luas.

Di saat gembar-gembornya pemerintah menyuarakan agar mengonsumsi barang dalam negeri, entah mengapa masih banyak yang bangga memakai produk luar negeri. Ini merupakan krisis, saya kira. Padahal menggunakan produk luar itu jelas akan menguntungkan pihak luar, bukan?

Logikanya seperti ini.

Produk dalam negeri sudah tentu dibuat oleh masyarakat kita sendiri. Bahan bakunya pun tentu diambil dari kekayaan daerah kita. Setelah itu, dengan dihargainya oleh masyarakat, maka produk dalam negeri tersebut akan memiliki daya jual yang tinggi di mata dunia. Yang untung tentu saja masyarakat kita sendiri, yang pada akhirnya akan berdampak pada penambahan produksi bahan lokal, penambahan jumlah tenaga kerja lokal, dan menambah pendapatan masyarakat kita.

Hari ini, dari sekian banyak yang membeli barang-barang dari luar negeri, mestinya sadar akan potensi daerah kita. Potensi daerah bisa ditemui dengan produk yang dihasilkan oleh UKM-UKM lokal.

Baru-baru ini, Kompas melansir sebuah berita. "UMKM Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi." Menurut hasil berita yang ditulis oleh Putri Syifa Nurfadilah itu, keberadaan UMKM kuat karena tersebar di seluruh penjuru negeri dan menguasai sekitar 99 persen aktivitas bisnis di Indonesia dengan lebih dari 98 persen berstatus usaha mikro.

Kontribusi besar tak cuma itu. Sektor produktif UMKM dapat mempekerjakan lebih dari 107, 6 juta penduduk Indonesia dan berkontribusi 60,6 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Kamummu, UKM Lokal Sulsel

Namanya Andi Bunga Tonngeng, perempuan berdarah bugis itu adalah pemilik UKM Kamummu. Sebuah usaha lokal yang mengolah sarung tenun asal Sengkang, Sulawesi Selatan menjadi sebuah barang yang kreatif dan berdaya jual.

Saya mewawancarainya baru baru ini. Ia mengatakan bahwa mulanya ia hanya ikutan belajar craft bersama teman-temannya di Makassar.

"Mulanya saya hanya ikut belajar craft bersama teman-teman Kompakers Makassar," kisahnya. "Lalu kami membentuk komunitas Zukaacraft dan saya memilih nama Kamummu sebagai brand. Saya memilih fokus ke tenun saat itu," ujar perempuan yang juga aktif di Sobat LemINA.

Arsip Andi Bunga Tongeng
Arsip Andi Bunga Tongeng
Kamummu, mulai berproduksi pada tahun 2016. Waktu itu Andi Bunga Tongeng memulai usahanya seorang diri yang awalnya masih di bawah atap komunitas Zukaacraft. Setelah itu ia lalu bergabung di warung sosial. Di sana, ia mengikuti aksi donasi. Sebanyak 5 persen keuntungan yang dihasilkan dari tiap produk Kamummu yang terjual, akan didonasikan untuk kegiatan sosial.

Mulai dengan Niat Baik

Perempuan kelahiran Makassar 5 Juni 1974 ini memulai usahanya dengan niat ingin berbisnis kerajinan sekaligus ingin memelihara budaya Sulawesi selatan khususnya tenun Sengkang.

"Seorang teman pengusaha kain di Sengkang banyak bercerita bagaimana satu persatu penenun tradisional gulung tikar karena tak mampu bersaing dengan tenun pabrikan dengan mesin," ia bercerita, "harga pabrikan jauh lebih murah dibanding tenun ikat pake ATBM."

Tak berhenti sampai di situ.

"Pengusaha ulat sutera pun mulai berkurang di Sengkang. Sebagian besar produksi menggunakan benang import dari India (viscose)," lanjutnya.

Ketika ditanya tentang hambatan atau tantangan yang dirinya dapatkan, perempuan yang berumah maya di ungatongeng.com itu mengatakan bahwa setidaknya ada dua tantangan yang dirinya hadapi.

Pertama, tantangannya yakni bagaimana agar dapat bersaing dengan produksi sejenis. 

Kedua, bagaimana mencari tenaga pengrajin yang bisa mengolah kain tenun menjadi dompet dan tas.

Namun, selain menyebut hambatannya, ia sekaligus membeberkan jalan keluar dari tantangan mengembangkan produk tenun Sengkangnya selama ini.

Pertama, ia tetap mempertahankan produk menggunakan kain tenun asli Sengkang dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), bukan kain tenun pabrikan. Selanjutnya, ia mengedukasi pelanggan tentang jenis tenun. Mengajari perbedaan tenun ikat dan tenun sutera asli. Serta menjelaskan perbedaan motif yang ditenun, dicap dan diprint. 

Rahasianya adalah, membuat kerajinan yang berbeda modelnya dari yang panyak di pasaran.

Kedua, perlahan lahan, dirinya menggaet teman-teman di warung sosial untuk belajar mengolah kain tenun. 

"Karena tenun harus hati-hati dalam pengerjaan. Seratnya rentan terberai," ujarnya.

Ada beberapa hal yang membedakan produk Kamummu dari yang lain, yakni; Handmade, Kamummu menggunakan kain tenun ikat Sengkang yang ditenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), dan model-model Kamummu tak seperti yang banyak dijual di pasaran.

Produk Kamummu
Produk Kamummu
Unga Tongeng, panggilan akrabnya rupanya memiliki seorang nenek yang juga penenun. Tapi sayang, sebab dirinya tak sempat belajar ilmu tenun dari sang nenek.

"Beliau sudah meninggal dunia, sudah lama sekali berhenti menenun," katanya, "saya tertarik tenun setelah nenek lama meninggal, padahal harusnya bisa belajar beragam motif tenun dari beliau," kenangnya.

Akan tetapi, Andi Bunga Tongeng, tetap gigih belajar menenun. Ia belajar berbagai bahan tenun dan benangnya, serta jenis-jenis tenun dari seorang teman bernama Ida Sulawati.

"Beliau pengusaha kain tenun di Sengkang."

Selain menenun dan memproduksi dompet dan tas dari kain tenun Sengkang, ia juga kerap mengadakan workshop menjahit kerajinan.

"Selama ini beberapa material bahan jahit, saya beli online dan memakai jasa JNE. Lumayan cepat tiba. Khususnya bahan behel besi tas. Untuk pengiriman ke kabupaten pun, biasanya pake JNE. Karena ada banyak counternya di Makassar," cerita Ibu yang rupanya doyan nulis itu.

Arsip Andi Bunga Tongeng
Arsip Andi Bunga Tongeng
Ibu yang aktif sebagai relawan di beberapa komunitas di Gowa dan Makassar ini berharap agar orang-orang bisa memakai produk dalam negeri dan mencintai kain nusantara.

"Saya berharap agar gaya hidup orang-orang beralih, menjadi bangga memakai produk lokal dan mencintai kain nusantara. Agar para penenun tradisional kita tetap bertahan," bebernya.

Selain itu, harapan mulia yang ia katakan bahwasanya ia menginginkan agar anak-anak muda bisa ikut melestarikan budaya menenun.

"Semoga anak muda tertarik untuk meneruskan budaya menenun sebagai salah satu mata pencaharian," harapnya.

Ke depan, dengan sikap optimis dari Andi Bunga Tongeng, potensi UKM lokal Sulsel bisa semakin maju.

"Gencarnya promosi budaya Sulsel, diharapkan merupakan potensi bagi produk Kamummu untuk dilirik sebagai produk lokal oleh calon pelanggan. Ke depannya, semoga makin banyak langganan yang order dan bisa bekerjasama dengan JNE," tutupnya.

--
#Kamummu

#potensiumkmIndonesia

#JNE28tahun

Arsip Andi Bunga Tongeng
Arsip Andi Bunga Tongeng

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun