[caption id="attachment_225489" align="alignleft" width="300" caption="Anak Indonesia butuh Pencerahan (google image.com)"][/caption]
Ramadhan ini terasa sungguh terasa sangat meriah bagiku, bagaimana tidak Acara-acara khas Ramadhan kesukaanku sangat banyak dan mewarnai dunia pertelevisian kita, tak akan ada habisnya referensi untuk menulis pada jam kapanpun di masa sebulan ini..mulai dari sinetron, acara lawakan menghibur, acara traveling mengunjungi tempat-tempat bersejarah pada masa kejayaan islam sangatlah memberikan hiburan dan makna tersendiri..
tapi sore hari tadi akau sedikit agak kecewa, ketika melihat acara televisi menunggu berbuka di dua stasiun TV, ada acara anak yang aku suka dan sangat menghibur tetapi ketika aku pikir-pikir kok ini buatan malaysia ya..tersadarlah diriku, dan sontak remote ditanganku mencari ada gak acara sejenis yang buatan asli indonesia..dan ternyata tidak ada....
sadarlah aku bahwa negara ini walaupun sudah merdeka ternyata sedang terjajah, terjajah oleh negeri sendiri ataupun negara lain.
Sinema anak dinegeri ini bisalah dihitung dengan jari, kalaupun ada isinya sudah mengarah pada pendewasaan yang belum semestinya, padahal dunia anak adalah dunia yang sangat sukacita tanpa beban dan akhirnya karakternya mulai terbentuk dengan lingkungan yang dia gauli..anak-anak sekarang sudah fasih melakukan kekerasan yang dia lihat di sinetron-sinetron dewasa..sinetron anak-anak apakah masih ada yang mau membuatnya??
Contoh Nyata adalah yang paling gencar adalah Upin dan Ipin, saya sangat suka sekali dengan acara ini, bernilai tapi tanpa menggurui..sangat khas anak-anak sekali, dengan keluguan mereka mengajarkan nilainya kepada kami yang dewasa ini..atau Spongebob yang sudah sangat mendunia hanya dengan keluguannya..sangat anak-anak dan sangat memberi arti....akhirnya kita seperti dikuasai oleh ekspansi-ekpansi negara asing dengan kualitas cerita yang sangat menarik dan design yang menarik
sedangkan Para Production house negeri ini, hanya lebih mementingkan rating tanpa nilai, mengejar uang tanpa memberi nilai, sudah ada sindiran film Upin-Ipin, masih saja membuat cerita anak-anak SD yang sudah jatuh cinta, atau cerita anak Tiri yangg dibenci ibu Tirinya..Tragis memang, tetapi apakah ada nilai yang baik ?? saya rasa tidak..
Para Sineas Muda dan berbakat pun lebih tertarik mengekspose cerita hantu lengkap dengan Adegan Sex nya, atau cerita romantika remaja yang diulang-ulang yangg kualitas ceritanya pun sangat rendah dan mudah ketebak akhirnya pasti akan happy ending Romeo dan Juliet Bersatu dalam indahnya cinta...Ternyata Itulah Indonesia, walaupun harus diakui beberapa Sineas tidak seperti itu, tetapi persentase nya sangat kecil dan tidaklah imbang dengan nilai yang seharusnya anak-anak Indonesia ini dapatkan. kebanyakn terjebak dengan rating dan senang mempertontonkan kekerasan terhadap anak ataupun lebih suka menampilkan sinetron dewasa daripada sinetron anak-anak..
saya jadi Kangen Si Unyil, cerita zaman saya Tk dulu
atau si Bobo ketika saya sudah kelas 1 SD
atau ketika saya SD ada lenong Bocah selalu menemani hari minggu kami yang ceria dengan candaannya yang khas anak-anak sekali..
Salam untuk anak Indonesia
Ditulis ketika nemanin ponakanonton Upin-Ipin dan Spongebob habisnya tak ada pilihan sinema anak dari Indonesia...
Muhamad hazairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H