Mohon tunggu...
Mugniar
Mugniar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mamak Blogger

Ibu dari 3 anak dan penulis freelance yang berumah maya di www.mugniar.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aamirah: Programmer Usia 15 Tahun, Juarai Berbagai Lomba

10 Oktober 2024   12:31 Diperbarui: 10 Oktober 2024   22:05 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagi yang mau kejar passion di pemrograman, harus punya motivasi dan tujuan, harus suka. Pemrograman harus punya tujuan, tahu apa yang mau dikerjakan, harus konsisten dan fokus dalam belajar karena banyak struggle, trial dan error jangan sampai bosan karena akan semakin sulit jadi butuh konsistensi," ini jawaban Aamirah sekaligus closing statement untuk menjawab pertanyaan pewawancara.

Saya tercengang menyimak kata-kata yang keluar dari mulut gadis muda berusia 15 tahun ini. Saat itu pewawancara dari TVRI Sulawesi Selatan[1] menanyakan pesan Mira untuk anak-anak lain yang mau berkegiatan seperti dirinya.

Programmer Belia dengan Segudang Prestasi

Apa yang dikatakan Mira benar adanya namun tak banyak anak seusia dia yang bisa mengucapkan hal demikian seluwes orang dewasa mengatakannya.

Begitu pula keputusan dalam memilih coding sebagai aktivitasnya, Aamirah berpikiran seperti orang dewasa. Saat pewawancara bertanya, "Sebelumnya apa cita-cita Mira? Kenapa memilih programming? si pewawancara heran, bagaimana siswi MAN 2 Makassar ini bisa memilih menekuni programming di usia yang masih sangat muda.

"Sebenarnya duluan belajar musik. Awalnya ada keinginan jadi seniman lalu mikir seniman banyak, saingannya banyak. Akhirnya memutuskan untuk cari interest baru dan ketemu pemrograman," ucap gadis bernama lengkap Aamirah Faidza Putri Mahmudiah ini lugas.

Mira menekuni alat musik biola sejak berusia 6 tahun. Saat ini boleh dibilang kemampuan main biolanya sudah tingkat mahir. Mira memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik laki-laki. Orang tua mereka memfasilitasi ketiga anaknya dengan alat musik termasuk kursus mendalaminya di samping pendalaman akademik.

Mira merupakan siswi kelas percepatan (akselerasi) yang sekarang duduk di kelas 12. Dari kelas 10 - 12 Mira akan menghabiskan waktu 2 tahun saja. Namun demikian, dia berhasil meraih peringkat 2 umum di sekolah dengan IPK 94.00. Mira juga aktif membuat karya ilmiah. Ada 3 karya ilmiah yang dihasilkannya dalam bidang sains, teknologi, dan lingkungan.

Di usia yang masih belia, Mira bisa membuktikan dirinya mampu mengembangkan dirinya dalam seni musik, pelajaran sekolah, dan sekaligus berprestasi pada sejumlah lomba tingkat nasional hingga internasional. Berikut ini pencapaian Mira:

  • Medali perunggu pada Olimpiade Sains Beregu Indonesia 2023, cabang lomba Fisika.
  • 10 besar, finalis se Asia Pasific pada Icode Global Hackathon 2024 (coding).
  • Medali emas pada International Cambridge Factor Olympiad 2023, cabang lomba coding.
  • Medali perak pada International Science Technology and Engineering (ISTEC) 2024.
  • Juara 1 Robotika Nasional 2024, cabang lomba Robot Berkaki.
  • Juara 3 Cerdas Cermat Tingkat Nasional GALAKSI 2024.

Sumber gambar: ibunda Aamirah.
Sumber gambar: ibunda Aamirah.


Rutinitas Aamirah, Keuletannya, dan Peran Orang Tua

 

Menjalani rutinitas selayaknya anak sekolah pada umumnya sejak pukul 7 - 16, usai jam sekolah Mira mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di sekolahnya pukul setengah 17.30. Waktu di antaranya digunakan untuk mengerjakan tugas sekolah atau beristirahat sejenak supaya sesampainya di rumah bisa mengerjakan hal lain.

Jika tidak ada agenda bimbel di sekolah, Mira pulang sekolah lebih awal. Saat magrib, dia tiba di rumah yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah. Jika tidur lebih cepat, biasanya Mira berniat begadang untuk mengerjakan sesuatu. Kalau ada bimbel, Mira tiba di rumah pukul 9 malam. Tak jarang dia belajar lagi.

Agar tak sering begadang ibunya membatasi Mira belajar sampai jam 11 malam. Sebagai pendukung utama kedua orang tua Mira memfasilitasi semua kebutuhan Mira terkait pelajaran sekolah, programming, dan segala sesuatu terkait pengembangan diri. Bukan hanya terkait biaya, serta motivasi dan afirmasi positif, tentu saja disertai kesediaan mengantar-jemput Mira ke mana-mana.

Terbayangkan ya, seperti apa kesibukan Aamirah mengejar capaian pembelajaran yang seharusnya 3 tahun menjadi 2 tahun. Lalu, apa motivasi Mira untuk selalu semangat belajar?

Menurut gadis muda kelahiran tahun 2008 ini, lingkungannya sudah terkondisikan untuk belajar, utamanya sejak lompat ke kelas 12 dari kelas 10. Dorongan untuk terus belajar muncul dari dalam dirinya. Mira sudah merencanakan mengambil studi kampus ternama di pulau Jawa. Dia tahu persaingan akan lebih ketat sehingga termotivasi untuk terus belajar.

Mengapa Mira menganggap penting mempelajari programming? Bagi gadis yang mampu menggunakan bahasa pemrograman C++ dan Phyton ini, "Programming penting karena sekarang, untuk menyelesaikan banyak hal kita menggunakan HP atau laptop."

Sebagaimana anak-anak zaman sekarang pada umumnya, Mira tertarik bermain game sejak kecil. Ibundanya yang bergelut di dunia IT mengikutkan putrinya workshop membuat game sederhana saat Mira duduk di kelas 6 SD.

Itulah awal mula Mira tertarik dengan dunia programming. Baginya, senang sekali rasanya bisa bikin game yang nantinya bisa menghasilkan uang. Ada masanya Mira merasa mager (malas gerak) juga sebagaimana orang lain namun magernya tidak berkepanjangan. Pada akhirnya Mira bisa merasakan enjoy lagi belajar coding karena tahu apa yang hendak dia kejar.

Menjawab pertanyaan: apa yang harus disiapkan untuk menjadi programmer?

Mira menjawab, "Pertama harus punya motivasi, harus suka dulu karena kalau tidak di tengah jalan bisa mumet dan berhenti karena tidak ada dorongan. Harus ditekuni kan. Pertama, pilih bahasanya dulu. Harus belajar algoritma untuk tahu step-step-nya. Selanjutnya harus tahu kodenya beserta aturannya. Dalam struktur bahasa pemrograman misalnya harus ada titik koma. Kalau ada yang kurang nanti programnya tidak jalan sehingga harus detail. Jika terjadi error harus dicari di mana salahnya."

Sumber gambar: ibunda Aamirah.
Sumber gambar: ibunda Aamirah.

Well, kiat-kiat Mira dalam tulisan ini bisa diterapkan jika ayah - bunda memiliki buah hati yang berbakat dan tertarik dengan coding. Tentunya peran ayah, bunda sebagai motivator utama juga dibutuhkan, sebagaimana yang orang tua Mira lakukan.

Makassar, 10 Oktober 2024

 

 

 

Melalui ibunya, Aamirah menitipkan ucapan syukur dan terima kasihnya:

  • Kepada Allah Swt atas rahmat dan setitik ilmu yang dititipkan .
  • Ayah, Ibu, dan kedua saudara, keluarga besar Sawo 13.
  • Kepala Madrasah MAN 2 Makassar - Ibu Darmawati Tahir, wali kelas SKS 2 - Bapak Khoiri, guru pembimbing Bapak Dedi Rimanto, dan semua guru tanpa tanda jasa yang telah membimbing membersamai sejak TK Kumara Jaya, SD Mangkura III, MTsN 1 Makassar, dan MAN 2 Makassar.
  • Mentor coding : Bapak Amir, Bapak Yohan Pribadi, Bapak Eddy Tungadi dan tim.
  • Seluruh teman SKS 2 yang selalu saling support, memberi semangat dan memberi positive vibes.

 

Sumber tulisan: 

  • Live sreaming TVRI Sulsel 8 Oktober 2024 di kanal YouTube TVRI Sulsel.
  • Wawancara dengan ibunda Aamirah.

Catatan kaki:

[1] 8 Oktober 2024 pukul 16.00

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun