Menjaga Likupang dengan atmosfer tradisionalnya yang khas adalah keharusan sehingga siapapun yang datang ke sana akan merasa "pulang" ke kampung halaman. Lebih menarik lagi jika ada miniatur khas Gorontalo, Bolaang Mongondow, dan Sangir-Talaud di sana sehingga siapapun dia yang punya keterikatan dengan Sulawesi Utara tapi tak bisa pulang lagi ke kampung halaman karena sudah tak mengenal sanak kerabat di sana, mereka bisa mengenang orang tua/kakek-nenek mereka di sana.
Dalam satu hal, bagi saya, pergi ke Likupang adalah pulang karena keterkaitan benang merah dalam kuliner, bisa demikian pula bagi orang lain yang merindukan kuliner khas Sulawesi Utara. Kalaupun bukan asli dari Sulawesi Utara, hendaknya mereka bisa merasakan kekhasan kampung-kampung masa lalu, tempat di mana mereka bisa menemui kakek dan nenek tercinta, dengan aroma bara yang sedang memanggang ikan cakalang fufu misalnya.
Menjaga Likupang agar tak "hilang" digerus modernisasi namun tak menolak kemajuan zaman, penting untuk diupayakan. Sepenting mengupayakan ke Likupang karena pergi padanya adalah pulang.
Footnote:
2 https://www.mugniar.com/2021/09/nasi-kuning-terakhir-harta-berharga.html
3 https://www.mugniar.com/2021/08/nasi-kuning-gorontalo.html
6 https://kek.go.id/kawasan/KEK-Likupang
7 http://greengrowth.bappenas.go.id/tentang-kami/