Selalu saja menarik bagi saya mendengarkan sharing tentang bagaimana kreativitas membuat orang berdaya seperti saat menghadiri KOPIWRITING: Bisnis Online yang Menjanjikan pada tanggal 9 Agustus lalu di On 20th Bar and Dining Sky Lounge Hotel Aston Makassar. Lebih menariknya lagi, acara yang mengundang blogger dan jurnalis ini diselenggarakan atas kerja sama antara JNE dan Kompasiana. Saya jadi bisa ketemuan dengan teman-teman Kompasianer dan beberapa teman jurnalis.
Sembari menikmati suasana senja kota Makassar dari ketinggian lantai 20, kami menyimak pemaparan dari Mayland Hendar Prasetyo - Head of Marketing Communication Division JNE, Dinda Devina dan Dinda Manao - owner Baye Official, serta Azhar Hasyim - Direktur  E-Bisnis Kominfo.
Pada mulanya, keberadaan kedua owner Baye di acara ini membuat saya bertanya-tanya - mengapa Baye? Apakah karena brand fashion ini sudah besar atau terkenal? Ternyata jawabannya adalah TIDAK.Â
Justru Baye merupakan brand UKM yang baru berusia 3 bulan! Yang istimewa adalah karena dalam 3 bulan sejak Mei 2018, semua pakaian yang dirancang dan dibuat sendiri oleh Dinda dan Devina ini sold out! Mengapa secepat itu? Well, rahasianya adalah karena keduanya menggunakan media sosial Instagram untuk memasarkan produk mereka, melalui akun @wear.baye.
Kekhasan produk Baye timbul dari inovasi berkat kreativitas Devina dan Dinda. Dari katalog yang diberikan kepada kami, saya bisa melihat gambaran wujud fashion elegan yang tak ada samanya.Â
Para customer yang awalnya membeli kebutuhan baju lebaran kemudian membeli lagi karena suka dengan produk yang dibelinya. Rahasia lainnya yang diungkap oleh owner Baye adalah layanan dari jasa kurir yang digunakan: JNE.
Kominfo terus meningkatkan pelayanan agar pada tahun 2019 semua warga Indonesia bisa menikmati internet dengan mudah. Layanan itu termasuk juga dalam hal mencegah barang-barang terlarang bisa dijual dengan mudah kepada masyarakat melalui ecommerce.
Mayland memaparkan trend terkait jasa pengiriman barang berubah sejak tahun 2010 seiring pertumbuhan online seller dan ecommerce. JNE merupakan pionir penggunaan teknologi Automatic Program Integration (API) yang mengintegrasikan status pengiriman dan tarif. Ecommerce memang membutuhkan teknologi ini. Dengan API, ketika membuka aplikasi ecommerce, user akan menemukan nomor pengiriman, nomor resi, tracking, dan ongkos kirim barangnya.
Berkat tunjangan kecepatan teknologi API, business update JNE juga berubah mengikuti perkembangan. Mayland berseloroh, "Kalau dulu yang complain hanya penerima. Sekarang yang complain bisa empat orang: penerima, pengirim, market place, dan bisa istri atau anaknya di social media."