Mohon tunggu...
Mugi Rahayu
Mugi Rahayu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Admin Engineering / PT TD. Automotive Compressor Indonesia

Haii.. Saya akrab dipanggil Mugi. Saya saat ini bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan multinasional di Bekasi, Jawa Barat. Hobi saya adalah menulis dan berkebun. Untuk kepribadian saya cenderung seorang INFJ yang memiliki kepribadian introvert tetapi terkadang layaknya ekstrovert. Dalam hal menulis saya masih banyak belajar. Sejauh ini karya-karya yang sudah saya hasilkan sebagai seorang penulis amatir adalah puisi, artikel ekonomi, dan cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Etika Lebih Penting daripada IPK

13 Maret 2023   08:54 Diperbarui: 13 Maret 2023   08:58 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nabi Muhammad saw. ditegur oleh Allah swt. karena bermuka masam pada orang buta. Padahal orang buta tidak mampu meilhat ekspresi Sang Nabi. Namun Allah murka sehingga menunda pemberian wahyu atau petunjuk kepada Nabi selama beberapa hari"

Pukul 07.30 setelah bel berbunyi, nampak beberapa karyawan di kantor sudah bersiap duduk di depan layar monitor berukuran 21 inchi. Ada pula yang terlihat melakukan standing meeting sebagai sarana komunikasi dan koordinasi  sebelum melakukan aktivitas rutin di lapangan.

Panggil saja Pak Kusnadi, salah seorang karyawan anak perusahaan ASTRA yang sudah bekerja hampir 40 tahun-an. Fisiknya yang masih gagah meskipun rambutnya sudah banyak yang memutih karena dipenuhi oleh uban, tak menyurutkan langkah beliau untuk tetap berkontribusi terhadap perusahaan. Pagi itu beliau sudah bersiap dengan membawa kamera dipinggangnya lengkap dengan kelengkapan APD  yang sudah terpasang di anggota badannya. Sesaat hendak melangkahkan kakinya keluar, tiba-tiba terdengar suara memanggilnya,

"Pak Kus, ini laporan apaan?" terdengar pekik nada suaranya meninggi.

"Emmm itu laporan yang diminta Bapak kemarin siang," jawab Beliau gugup.

"Saya minta format yang baru, kenapa ini masih pakai format yang lama? Mana mau dipake meeting pagi ini lagi, huft," terdengar kesal.

"Yaudah biar Saya aja yang ngerjain, Bapak lanjutin aja kerjaan yang laen!" lanjutnya dengan muka yang masih terlihat kesal.

Mendengar semua itu, Fulanah hanya terdiam di pojokan. Nampak ada rasa iba terhadap Pak Kusnadi, namun tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan perilaku kasar bosnya. Bosnya merupakan Asisten Senior Manager di perusahaan tersebut. Dia juga merupakan lulusan S1 teknik Universitas Al-Anbiya Jakarta. Diam-diam Fulanah mengajak berdiskusi rekan-rekan satu timnya untuk membahas perilaku kurang sopan santun Si Bos.

Sementara itu Pak Kusnadi melanjutkan pekerjaannya, patrol berkeliling pabrik untuk memeriksa kondisi kelayakan AC, mengecek kondisi kelayakan fasilitas ruang VIP, mengecek ruang meeting room, mengecek musholla bahkan kantin tak luput dari pemeriksaannya di check sheet yang selalu dia bawa kemana-mana saat patrol. Setelah pagi berkelling, baru di sore harinya beliau dijadwalkan untuk mengajar materi SHE kepada karyawan-karyawan yang baru direkrut.

Bel berbunyi, menunjukkan jam kerja yang sudah usai. Pak Kusnadi pun bergegas meninggalkan meja kantor, mengendong tas ransel berwarna hitam keabu-abuan seraya berjalan menuju parkiran. Melewati lorong penyemprotan sambil menyapa satpam yang berjaga sebelum akhirnya sampai di depan sepeda motor Honda Beat  yang terparkir berjajar dengan kendaraan karyawan lainnya. Honda Beat pun melaju di tengah-tengah kawasan. Setelah berkilo-kilo meter perjalanan ditempuh, Pak Kusnadi memarkirkan sepeda motornya di depan gedung Pondok Pesantren Tahfidz. Nampak seseorang berwajah mirip dengannya menghampiri.

"Assalamualaikum Abi," sapanya sopan.

"Waalaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh Nak, kapan datang?"

"Sudah hampir satu jam Bi, rindu Abi dan anak-anak pondok."

"Kamu sudah selesai mengajar atau kelas diliburkan?" selidik Pak Kus.

"Sudah selesai Bi, jangan khawatir hehe. O ya Bi, teman Saya waktu semasa kuliah mau silaturahmi kesini. Pengin ketemu Abi kesini katanya."

Tak lama kemudian mobil Toyota berwarna hitam terparkir di halaman depan pondok.

"Assalamualaikum," terdengar salam dari depan halaman.

"Waalaikumussalam Pak Rayyan," seru Pak Kus.

"Lho Pak Kus, sedang apa disini?" jawab Rayyan sontak kaget.

"Weleh rupanya kalian sudah saling kenal," terdengar suara Hafidz keluar dari ruang tengah.

"Ini Bapak yang sudah membesarkan dan mendidik Saya hingga menjadi seperti ini Bro," lanjut Hafidz.

"Owalah, kenapa Kamu nggak pernah cerita Fidz?" balas Rayyan kikuk.

Ternyata Hafidz yang merupakan lulusan S2 terbaik dari Universitas Al-Anbiya dan sekarang menjadi dosen di Universitas Trisakti adalah putra dari Pak Kusnadi yang merupakan bawahan Rayyan di kantor. Mengingat perkataan kasarnya di kantor, Rayyan kemudian meminta maaf kepada Pak Kusnadi atas perilaku tidak sopannya selama ini. Dan semenjak itu pula Rayyan sadar untuk tidak semena-mena dengan bawahannya dan tidak lagi angkuh.

Penting sekali untuk memahami bahwa setinggi apapun jabatan atau almamater, berkata dan berbuat baik kepada orang lain apalagi orang yang lebih tua merupakan nilai kita di mata Sang Khalik dan makhluk-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun