Mohon tunggu...
Muhamad Yogi
Muhamad Yogi Mohon Tunggu... Freelancer - Penyair Paruh Waktu

Aksara Rasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita Rakyat Gunung Ciampea Bogor

23 Oktober 2022   23:14 Diperbarui: 23 Oktober 2022   23:53 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita rakyat adalah cerita yang dibuat oleh masyarakat di suatu daerah tertentu dimasa lampau dan disampaikan scara turun temurun. Biasanya cerita rakyat ini suatu kejadian di daerah tersbut atau asal usul suatu darah. Tokoh-tokoh yanga berperan di dalam cerita rakyat tersebut berupa manusia, mahluk hidup lainnya. Seperti binatang atau tumbuhan bahkan bisa juga berupa dewa atau leluhur lainnya. 

Seperti halnya di Bogor. Kota hujan ini memilik ragam budaya cerita yang terletak disetiap sudut kotanya. Salah satunya Gunung Kapur Ciampea Bogor. Gunung Kapur Ciampea Bogor atau banyak juga yang menyebutnya sebagai Gunung Kapur Cibodas. Sebagai situs peninggalan kerajaan sunda yakni Kerajaan Tarua Negara dan Pakuan Padjajaran. Pada jaman itu daerah tersebut digunakan sebagai pusat kegiatan keagamaan dan ritual lainnya. 

Sampai saat ini masih banyak penemuan-penemuan prasasti atau benda sejarah lainnya yaki dipercaya sebagai peninggalan kerajaan Taruna Negara dan Padjajaran tersebut. 

Tidak hanya penemuan prasasti atau benda sejarah lainnya yang menjadi bunut dari kerajaan tersebut. Namun banyaknya cerita rakyat yang telah diwarisan secara turun temurun oleh masyarakat setempat. Salah satunya;

Masyarakat masih banyak yang mempercayai dengan adanya kemunculan kereta kencana milik kerajaan yang sering melintas di atas kawasa Gunung Kapur Ciampea. Kereta Kencana melintas dari atas Gunung Kapur Ciampea menuju ke arah Gunung Salak. 

Tidak hanya itu banyaknya masyarakat yang melihat perpindahan cahaya terang dari Gunung Salak menuju Gunung Kapur Ciampea. Sampai saat ini masyarakat masih membenarkan cerita tersbut. 

Namun banyak juga pandangan terhadap kebenaran dari cerita masyarakat setempat. Bahwa cerita tersebut terlalu dilebih lebihkan atau hanya mitos.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun