Mohon tunggu...
Muhamad Yogi
Muhamad Yogi Mohon Tunggu... Freelancer - Penyair Paruh Waktu

Aksara Rasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Situs Sejarah Sumur Tujuh Serpong

19 Oktober 2022   19:24 Diperbarui: 19 Oktober 2022   19:33 1798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangerang Selatan -- Budaya merupakan sebuah kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu masyarakat tertentu. Budaya bisa meliputi beberapa aspek kehidupan seperti sebuah karya seni, adat istiadat, agama, dan lain sebagainya.


Kebudayaan masih dipercaya oleh beberapa orang sebagai hal yang sakral atau suci, dan hal itu dilestarikan turun-temurun dari generasi ke generasi.


Berbicara tentang budaya, salah satu kawasan yang berada diwilayah Kota Tangerang Selatan tepatnya Serpong, juga memiliki sebuah kebudayaan yang yakni dipercaya sebagai sebuah tradisi dan beberapa masyarakat saat ini masih melestarikan dan menjaga tradisi kebudayaan tersebut.


Sumur Tujuh yang terletak dikawasan serpong, masih dipercaya menjadi tempat yang bersifat klenik. Ditempat ini, ada sebuah mata air yang sudah berumur ratusan tahun, dan sebagian masyarakat serpong percaya bahwa air yang bersumber dari sumur tersebut memiliki khasiat.


Setiap malam satu suro, banyak masyarakat serpong bahkan masyarakat luar yang melakukan aktivitas adat yang memang biasa dilakukan oleh leluhur mereka. Berbagai tujuan dilakukan pada saat tersebut, karena masih dipercaya sebagai tempat yang keramat.  Ada yang mencari kesembuhan, mencari pusaka, atau hanya menjalankan kebiasaan mereka.


Orang dulu percaya, bahwa Sumur Tujuh ini merupakan tempat yang harus dilestarikan oleh keturunan mereka nantinya, maka dari itu tempat ini tidak pernah hilang karena orang tua dulu sudah mengajarkan kebiasan atau tradisi kepada keturunannya.
Mata air yang ada pada Sumur Tujuh tidak pernah kering sekalipun musim kemarau.

 Tempat ini disekelilingi oleh pepohonan yang begitu besar dan jalanan yang tidak terlalu besar. Untuk bisa ke tempat ini, masyarakat tidak bisa sembarangan masuk, sebab mereka harus meminta kunci kepada orang yang mengelola tempat tersebut atau biasa disebut kuncen.


Biasanya, orang yang mendatangi tempat ini memiliki maksud dan tujuan. Dan mereka akan melakukan beberapa prosesi di tempat tersebut. Membakar kemenyan merupakan salah satu hal yang dilakukan, dan kemudian mereka akan mandi dimata air tersebut. Tak lupa menaburkan bunga dan uang koin kedalam mata air.


Satu hal lagi yang menjadi ciri khas saat akan ke Sumur Tujuh. Yaitu masyarakat biasanya tidak melewati jalur saat mereka masuk, jadi setelah ke mata air, masyarakat akan melewati jalur setelahnya yang akan membawa mereka ke tempat pemakaman keramat uyut serpong.

Dan biasanya juga setelah mereka mandi, mereka akan berziarah ke makam tersebut.
Kebiasaan ini biasanya dilakukan saat tengah malam, sebab hal ini dipercaya sebagai waktu yang baik untuk melakukan tradisi tersebut.

Namun tidak semua yang melakukannya saat tengah malam, ada juga yang pagi hari, siang hari, bahkan sore hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun