Hujan di kaki gunung
turun dengan tergesa-gesa.
Aku berteduh di bawah saung
melinting ketenangan alam
Ku bakar sebatang
kabut datang menyelinap
mendekap tubuhku.
Saat hujan reda aku dibawa
mengitari desa desa
sembari menghisap ganja
Terlihat seorang gadis
tersenyum tipis tipis
berjalan di pematang
memeluk rantang
Seorang lelaki buruh tani
mencangkul tanah yang terjual.
Wajahnya berseri-seri
melihat sang pacar membawa nasi
Oh sepasang kekasih
yang saling memberi.
Tanpa bayang pamrih
hidup menjadi bumi
Kusasksikan dari balik kabut
mereka bercinta di ladang
bibir saling berkecap
dua lidah bersatu
meneteskan air liur
yang penuh gairah
Saat langit mulai memerah
menyapu kabut yang basah.
Mereka melangkah hilang
dengan tangan bergandengan
aku ditinggal dan tersadar
Sialan. Ku buat selinting lagi dengan perlahan
untuk kuhisap bersama malam dan hujan
Jakarta, Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H