Mohon tunggu...
Kuning Hitam
Kuning Hitam Mohon Tunggu... Petani - Komunitas Ranggon Sastra

Semua ini terjadi, lewat tanpa permisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serenade ganja

25 Januari 2021   20:44 Diperbarui: 4 Maret 2021   19:19 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan di kaki gunung
turun dengan tergesa-gesa.
Aku berteduh di bawah saung
melinting ketenangan alam

Ku bakar sebatang
kabut datang menyelinap
mendekap tubuhku.
Saat hujan reda aku dibawa
mengitari desa desa
sembari menghisap ganja

Terlihat seorang gadis
tersenyum tipis tipis
berjalan di pematang
memeluk rantang

Seorang lelaki buruh tani
mencangkul tanah yang terjual.
Wajahnya berseri-seri
melihat sang pacar membawa nasi

Oh sepasang kekasih
yang saling memberi.
Tanpa bayang pamrih
hidup menjadi bumi

Kusasksikan dari balik kabut
mereka bercinta di ladang
bibir saling berkecap
dua lidah bersatu
meneteskan air liur
yang penuh gairah

Saat langit mulai memerah
menyapu kabut yang basah.
Mereka melangkah hilang
dengan tangan bergandengan

aku ditinggal dan tersadar
Sialan. Ku buat selinting lagi dengan perlahan
untuk kuhisap bersama malam dan hujan

Jakarta, Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun