Mohon tunggu...
Kuning Hitam
Kuning Hitam Mohon Tunggu... Petani - Komunitas Ranggon Sastra

Semua ini terjadi, lewat tanpa permisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lintingan Kata untuk Kekasih

2 Januari 2020   19:18 Diperbarui: 2 Januari 2020   19:24 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Letusan-letusan meriam berdentuman di bola mata
memporak-porandakan panorama.
Darah melancur singkil lewat telinga
mengalir ke mulut menjadi kubangan doa kita berdua.

Ya, kekasih.
Aku sedang melinting kata-kata
untuk kauhisap sehabis kita bercinta;
menghembuskan gumpalan asap pemberontakan yang beterbangan melanglang buana serta menjadi polusi bagi predator pencipta.

Kekasih.
Kita sama-sama saling menunggu
belum ada rindu.
Semoga kita sama-sama menjaga
agar terhindar dari pemangsa.

Kekasih.
Kuingatkan kau.
Hidup ini penuh ancaman yang mengikuti bagai bayangan
lalu menimbulkan pilihan untuk kita renungkan setelah itu ambil keputusan:
Lari atau melawan!

Kekasih. Kuimpikan kita nantinya bisa bersandingan saling menyuapkan cinta.

Desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun