Mohon tunggu...
Kuning Hitam
Kuning Hitam Mohon Tunggu... Petani - Komunitas Ranggon Sastra

Semua ini terjadi, lewat tanpa permisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kalbu Angkat Bicara

24 Desember 2019   19:36 Diperbarui: 31 Desember 2019   00:52 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

telah lama kegelitaan menjamah tubuhmu.
seluruh pandangmu:
lorong-lorong rumah sakit
perparkiran terbengkalai.

telah lama kaucari mercusuar:
ke bibir pantai
pulau-pulau kecil
tersasar ke samudera.

sia-sia; tak ada peta.

seluruh pandangmu; reruntuhan gedung-gedung tua
yang menyisakan tetesan air hujan
lalu mengeluarkan gemercik yang selalu meluluhlantakkan perasaan Kita.

sempurna!

gelita bercinta dengan tetesan air hujan
lalu menaburkan mani
di antara rahim itu; membuahkan Kita.

maka.

bersiaplah menunggu Waktu yang tersisa!


Jakarta, Desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun