Pentigraf Dalam Kesunyian
Dalam kesunyian, terselip seribu makna kehidupan. Entah apa, yang pasti itu membuat aku bersedih. Mengarungi hidup dalam kesendirian, dalam kesunyian. Jauh dari sanak famili dan handai taulan. Kesendirian ya menyiksa batin. Jauh dari gelak tawa.
Kesendirian yang membuat aku berduka, kesendirian yang membuat aku terluka. Mengenang kepergian almarhum suami ku tiga tahun silam. Hidup ku berubah, tenggelam dengan derai airmata. Bagai tersayat sembilu. Bayang - bayang suamiku kerap hadir. Bagai menyapa aku. Aku yang sendiri, hidup bersama kenangan - kenangan masa lalu. Masa lalu yang mengajari aku tentang arti kesabaran. Perjuangan dalam hidup itu penting. Meraih bintang di langit. Namun sejatinya kesabaran itu juga jauh lebih penting.
Yaa Allah, bimbing lah hamba menjadi insan yang lebih baik. Insan yang memiliki kesabaran dalam meniti perjuangan. Perjuangan yang menurut aku itu tak mudah. Ada cercaan, ada hinaan. Yang semua itu membutuhkan kesabaran. Kesabaran yang benar - benar  tertanam di hati nurani yang terdalam. Agar aku hidup mandiri tanpa harus bergantung pada siapapun. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H