Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Ketika Musibah Menyapa

8 Februari 2024   16:02 Diperbarui: 8 Februari 2024   16:28 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen 

Ketika Musibah Menyapa

Langit pagi begitu cerah, mentari menyapa dengan hangat. Laras bersiap untuk memulai harinya. Hari ini dia akan melakukan perjalanan ke luar kota untuk menghadiri sebuah seminar. Perjalanan panjang menanti, namun Laras tidak merasa khawatir. Dia yakin semuanya akan baik-baik saja.

Di tengah perjalanan, sebuah kecelakaan tak terduga terjadi. Sebuah mobil menabrak mobil Laras dengan keras. Laras tersadar dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Dia terjebak di dalam mobil, panik dan ketakutan.

Pikiran Laras berkecamuk. Dia bertanya-tanya mengapa musibah ini harus terjadi padanya. Dia ingin menikmati hidup dalam ketenangan, tanpa rasa sakit dan penderitaan.

Namun, kenyataan berkata lain. Musibah telah menyapa. Laras tidak bisa menghindarinya. Dia harus menerima kenyataan pahit ini.

Air mata mengalir di pipinya. Laras merasa sedih dan kecewa. Dia tidak tahu harus berbuat apa.

Tiba-tiba, dia teringat sebuah kalimat yang pernah dia baca: "Ketika musibah menyapa, janganlah kamu bersedih hati. Hadapilah dengan tegar dan ikhlas. Yakinlah bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang tersembunyi."

Kalimat itu memberikan kekuatan baru bagi Laras. Dia berusaha untuk tegar dan ikhlas menerima kenyataan. Dia yakin bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hamba-Nya.

Laras berdoa memohon pertolongan Tuhan. Dia memohon agar diberikan kekuatan untuk melewati masa sulit ini.

Beberapa saat kemudian, petugas penyelamat datang dan membantu Laras keluar dari mobil. Dia dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Meskipun mengalami luka fisik, Laras bersyukur karena dia masih diberi kesempatan untuk hidup. Dia belajar bahwa hidup ini penuh dengan ketidakpastian. Musibah bisa datang kapan saja, tanpa mengenal waktu dan tempat.

Pengalaman pahit ini mengajarkan Laras untuk selalu bersyukur dan menghargai setiap momen dalam hidup. Dia juga belajar untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan tegar dalam menghadapi cobaan.

Laras sadar bahwa dia tidak sendirian. Ada banyak orang yang pernah mengalami musibah dan berhasil melewatinya. Dia yakin bahwa dia pun bisa melewati masa sulit ini.

Dengan semangat dan optimisme, Laras melangkah maju. Dia yakin bahwa di balik musibah ini ada hikmah yang indah menanti.

Ya, Laras yakin bahwa setiap manusia akan diuji. Musibah yang dialaminya adalah salah satu bentuk ujian dari Tuhan. Dia percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hamba-Nya.

Laras bertekad untuk melewati ujian ini dengan tegar dan ikhlas. Dia tidak ingin terpuruk dalam kesedihan. Dia ingin bangkit dan menjadi pribadi yang lebih kuat.

Laras tahu bahwa dia tidak sendirian. Ada banyak orang yang pernah mengalami musibah dan berhasil melewatinya. Dia yakin bahwa dia pun bisa melewati masa sulit ini.

Dengan semangat dan optimisme, Laras melangkah maju. Dia yakin bahwa di balik musibah ini ada hikmah yang indah menanti.

Beberapa hari setelah kecelakaan, Laras mulai berangsur-angsur pulih.

Luka fisiknya mulai sembuh, dan dia kembali bisa beraktivitas seperti biasa.

Namun, trauma akibat kecelakaan itu masih membekas di hatinya. Dia masih sering teringat dengan kejadian pahit itu.

Suatu hari, Laras bertemu dengan seorang korban kecelakaan lainnya. Orang itu menceritakan kisahnya tentang bagaimana dia berhasil melewati masa sulit setelah mengalami kecelakaan.

Cerita orang itu memberikan inspirasi bagi Laras. Dia mulai menyadari bahwa dia tidak boleh terus terpuruk dalam kesedihan. Dia harus bangkit dan melanjutkan hidup.

Laras mulai mengikuti terapi untuk membantu memulihkan trauma yang dialaminya. Dia juga mulai bergabung dengan komunitas korban kecelakaan.

Di komunitas itu, Laras bertemu dengan orang-orang yang memiliki pengalaman serupa. Mereka saling berbagi cerita dan pengalaman, serta saling memberikan dukungan.

Berkat dukungan dari orang-orang di sekitarnya, Laras mulai merasa lebih baik. Dia mulai bisa menerima kenyataan yang dialaminya dan belajar untuk hidup dengan trauma.

Laras juga mulai aktif dalam kegiatan sosial.

Dia ingin membantu orang lain yang mengalami musibah. Dia ingin memberikan semangat dan harapan kepada mereka.

Laras yakin bahwa setiap manusia memiliki kekuatan untuk melewati musibah. Dia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa musibah tidak boleh menjadi akhir dari segalanya.

Pesan moral:

 Musibah bisa datang kapan saja, tanpa mengenal waktu dan tempat.

 Ketika musibah menyapa, janganlah bersedih hati. Hadapilah dengan tegar dan ikhlas.

 Yakinlah bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang tersembunyi.

Jangan pernah menyerah. Teruslah berjuang dan melangkah maju.

Hidup ini penuh dengan keindahan. Syukurilah setiap momen dalam hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun