Nara mengamati pekarangan rumahnya yang kosong. Ia ingin memanfaatkan lahan tersebut untuk menanam sesuatu yang bermanfaat. Pikirannya tertuju pada cabai rawit. Harganya yang sering naik turun di pasaran membuat Nara ingin menanamnya sendiri.Â
Namun, Nara tidak memiliki pengalaman menanam cabai rawit. Ia hanya pernah melihat orang tuanya menanamnya di kebun kecil saat ia masih kecil. Nara pun bingung bagaimana cara memulainya.
"Ah, mumpung Pak Tani Ujang ada di sawah," gumam Nara. Ia segera bergegas menuju sawah yang tak jauh dari rumahnya.
Pak Tani Ujang adalah seorang petani berpengalaman yang terkenal ramah dan suka membantu. Nara yakin dia bisa mendapatkan ilmu dari Pak Tani Ujang.
Benar saja, Pak Tani Ujang menyambut Nara dengan hangat. Setelah mendengar maksud kedatangan Nara, Pak Tani Ujang tersenyum.
"Menanam cabai rawit tidak sulit, Nara," kata Pak Tani Ujang. "Tapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tanamannya bisa tumbuh subur dan berbuah lebat."
Pak Tani Ujang pun menjelaskan langkah-langkah menanam cabai rawit dengan detail. Dimulai dari pemilihan bibit, pengolahan tanah, penyemaian benih, penanaman, pemupukan, penyiraman, hingga pengendalian hama penyakit.
Nara mendengarkan dengan seksama dan mencatat semua penjelasan Pak Tani Ujang. Sesekali ia bertanya untuk memastikan pemahamannya.