Mau Masak Apa, Uangku Tinggal  TigaribuÂ
Cerpen:Â
Pagi itu, matahari bersinar cerah di langit Tangerang. Angin berhembus sepoi-sepoi, membawa aroma harum bunga kamboja dari kebun belakang rumah.
Di dapur, seorang wanita paruh baya bernama Sari sedang kebingungan. Ia harus memasak untuk makan siang, tetapi uangnya hanya tinggal Rp3.000.
Sari memandangi kebun belakang rumahnya. Di sana, tumbuh subur semak pepaya. Sari berpikir untuk memasak daun pepaya, tetapi ia takut rasanya pahit.
"Ah, sudahlah," kata Sari pada dirinya sendiri. "Biarlah aku coba memasak daun pepaya. Siapa tahu rasanya tidak pahit."
Sari pun memetik beberapa lembar daun pepaya. Kemudian, ia mencuci daun pepaya tersebut hingga bersih.
Setelah itu, Sari memasak daun pepaya dengan cara ditumis. Ia menambahkan bawang merah, bawang putih, dan cabai untuk menambah cita rasa.
Saat daun pepaya sudah matang, Sari mencicipinya. Ternyata, daun pepaya tersebut tidak pahit. Rasanya malah gurih dan segar.
Sari tersenyum bahagia. Ia bersyukur karena bisa memasak makanan yang enak dengan uang yang terbatas.
"Nanti, aku akan memasak daun pepaya lagi," kata Sari pada dirinya sendiri.
Sari pun memanggil keluarganya untuk makan siang. Mereka semua menyukai masakan Sari, termasuk daun pepayanya.
"Masakanmu enak, Ma," kata anak Sari.
"Iya, Ma. Aku suka daun pepayanya," kata suami Sari.
Sari tersenyum bahagia. Ia senang karena keluarganya menyukai masakannya.
Sari pun belajar bahwa tidak perlu uang banyak untuk bisa memasak makanan yang enak. Dengan kreativitas dan sedikit usaha, kita bisa membuat masakan yang lezat dan bergizi.