Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa Kaki Bisa Kram

15 Januari 2024   16:05 Diperbarui: 15 Januari 2024   16:23 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar pixabay.com. gratis

Nara sedang asyik bermain game di kamarnya ketika tiba-tiba terdengar suara teriakan dari dapur. Nara bergegas keluar dari kamarnya untuk melihat apa yang terjadi.

Di dapur, Nara melihat ibunya sedang duduk di kursi dapur dengan wajah kesakitan. Ibunya meringkuk menahan sakit di kakinya.

"Ibu kenapa?" tanya Nara.

"Kaki Ibu kram," jawab ibunya.

Nara mencoba membantu ibunya untuk berdiri, tetapi ibunya tidak bisa berdiri. Kakinya terlalu kram untuk digerakkan.

"Ibu mau dibawa ke rumah sakit?" tanya Nara.

"Tidak usah," jawab ibunya. "Nanti juga sembuh sendiri."

Nara pun membantu ibunya untuk duduk kembali di kursi dapur. Nara mengambilkan ibunya segelas air putih.

"Minum dulu, Bu," kata Nara.

Ibunya meminum air putih yang diberikan Nara. Setelah itu, ibunya mulai merasa sedikit lebih baik.

"Sekarang Ibu mau ditemani duduk saja," kata ibunya.

Nara pun duduk di samping ibunya. Nara memijat kaki ibunya untuk membantu mengurangi rasa kram.

[Image of Pijat kaki untuk mengurangi kram]

"Kamu mau belajar apa sore ini?" tanya ibunya.

"Mau belajar matematika," jawab Nara.

"Ya sudah, Ibu ajari," kata ibunya.

Nara dan ibunya pun mulai belajar matematika. Nara berusaha untuk fokus belajar, tetapi ia tidak bisa berhenti memikirkan kaki ibunya. Ia khawatir jika kaki ibunya akan kram lagi.

Setelah belajar selama satu jam, Nara merasa lelah. Ia pun meminta izin untuk beristirahat.

"Ibu mau tidur sebentar," kata Nara.

"Ya sudah, tidurlah," kata ibunya. "Ibu akan bangunkan kalau sudah sembuh."

Nara pun masuk ke kamarnya dan tidur. Ia berharap ketika bangun, kaki ibunya sudah sembuh.

Keesokan harinya, Nara bangun dan melihat ibunya sedang duduk di kursi ruang tamu. Ibunya terlihat sudah lebih baik.

"Ibu sudah sembuh?" tanya Nara.

"Sudah," jawab ibunya. "Terima kasih sudah merawat Ibu."

"Sama-sama, Bu," kata Nara.

Nara senang karena ibunya sudah sembuh. Ia tidak ingin lagi melihat ibunya kesakitan.

Nara pun belajar dengan semangat. Ia ingin menjadi anak yang berbakti kepada ibunya. Ia ingin selalu bisa membantu ibunya jika ibunya membutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun