Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kecelakaan di Cicalengka

6 Januari 2024   17:43 Diperbarui: 6 Januari 2024   17:48 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar pixabay.com gratis 

Kecelakaan di Cicalengka

Dido dan Mirna adalah pasangan kekasih yang baru saja lulus kuliah. Mereka berasal dari kota yang berbeda, tetapi berjanji untuk selalu bersama. Dido akan melanjutkan studinya di Bandung, sedangkan Mirna akan bekerja di Jakarta.

Suatu hari, Dido harus kembali ke Jakarta untuk urusan pekerjaan. Ia berangkat dari Bandung menggunakan kereta api lokal Bandung Raya. Mirna mengantarnya ke stasiun.

"Hati-hati di jalan," kata Mirna sambil memeluk Dido.

"Iya, aku hati-hati. Nanti aku kabari kalau sudah sampai," jawab Dido.

Dido naik ke kereta dan duduk di gerbong paling belakang. Ia melihat Mirna berdiri di peron sambil melambaikan tangannya. Dido pun membalas lambaian tangan Mirna.

Kereta mulai bergerak meninggalkan stasiun. Dido masih bisa melihat Mirna berdiri di peron. Ia tersenyum dan melambaikan tangannya lagi.

Dido duduk sambil menikmati perjalanan. Ia memikirkan masa depan mereka yang akan segera dimulai. Ia yakin bahwa mereka akan bisa melewati semua rintangan bersama.

Tiba-tiba, kereta berhenti mendadak. Dido terhuyung-huyung dan hampir terjatuh. Ia melihat penumpang lain juga terlihat kebingungan.

"Ada apa?" tanya Dido kepada penumpang di sebelahnya.

"Kereta tabrakan," jawab penumpang itu.

Dido terkejut. Ia tidak menyangka bahwa akan terjadi kecelakaan. Ia segera berdiri dan melihat keluar jendela.

Di depan kereta, ia melihat sebuah kereta api besar tergeletak di rel. Dido bisa melihat bahwa kereta itu rusak parah.

Dido merasa takut. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia ingin keluar dari kereta, tetapi takut akan terjadi hal-hal yang lebih buruk.

Tiba-tiba, terdengar suara pengumuman dari pengeras suara.

"Penumpang harap tetap tenang dan tidak panik. Kami akan segera mengevakuasi Anda," kata pengumuman itu.

Dido menghela napas lega. Ia berharap bahwa evakuasi akan berjalan lancar.

Setelah beberapa menit, petugas kereta api datang untuk mengevakuasi penumpang. Dido mengikuti petugas tersebut dan keluar dari kereta.

Dido melihat bahwa banyak penumpang yang terluka. Ia pun membantu petugas untuk mengevakuasi para korban.

Setelah semua penumpang berhasil dievakuasi, Dido melihat-lihat ke sekeliling. Ia mencari Mirna, tetapi tidak menemukannya.

Dido mulai panik. Ia bertanya kepada petugas kereta api apakah ada korban yang belum ditemukan.

"Masih ada beberapa korban yang belum ditemukan," jawab petugas itu.

Dido menunggu di lokasi kecelakaan selama berjam-jam. Ia berharap bahwa Mirna akan segera ditemukan.

Akhirnya, petugas kereta api datang dan membawa kabar baik. Mereka menemukan Mirna dalam keadaan selamat.

Dido sangat lega. Ia berlari menghampiri Mirna dan memeluknya erat.

"Aku takut kehilanganmu," kata Dido.

"Aku juga takut kehilanganmu," jawab Mirna.

Dido dan Mirna pun berpelukan erat. Mereka bersyukur bahwa mereka masih bisa bersama.

Kecelakaan di Cicalengka menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi Dido dan Mirna. Mereka belajar bahwa hidup itu terlalu berharga untuk disia-siakan. Mereka juga belajar untuk selalu menghargai setiap momen bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun