Beberapa hari kemudian, Yuna mulai kembali berlatih sepak bola. Ia tahu bahwa ayahnya akan selalu mendukungnya, bahkan dari alam sana.
Yuna bertekad untuk terus berlatih dan meraih cita-citanya menjadi pemain sepak bola profesional. Ia ingin membuktikan kepada ayahnya bahwa ia bisa meraih cita-citanya tanpa kehadiran ayahnya.
Pada suatu hari, Yuna mengikuti sebuah turnamen sepak bola antar-SSB. Ia bermain dengan sangat baik dan berhasil membawa timnya menjadi juara.
Setelah pertandingan selesai, Yuna memberikan piala kemenangan kepada ibunya. Ia berkata, "Ini untuk Ayah. Ayah pasti bangga melihatku."
Ibu Yuna tersenyum. Ia bangga dengan Yuna yang telah tabah dan ikhlas dalam menghadapi kehilangan ayahnya.
Yuna terus berlatih dan meningkatkan kemampuannya. Ia berharap suatu hari nanti ia bisa menjadi pemain sepak bola profesional seperti cita-citanya. Ia juga berharap bahwa ayahnya akan selalu melihatnya dan mendoakannya.
Akhir
Pesan moral:
Kematian adalah hal yang pasti terjadi, namun kita harus tetap tabah dan ikhlas dalam menghadapinya.
Kita harus selalu mengenang orang-orang yang kita cintai, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
Kita harus selalu berusaha untuk meraih cita-cita kita, meski harus melewati berbagai rintangan.