Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nara dan Rania, Sikapi Wabah DBD

28 Desember 2023   21:57 Diperbarui: 28 Desember 2023   22:25 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar pixabay.com gratis 

Nara dan Rania, Sikapi Wabah DBD 

Nara  seorang gadis berusia 10 tahun yang tinggal di sebuah desa di Banten. Pada akhir tahun 2023, DBD mengalami lonjakan kasus yang signifikan di desa tersebut. Banyak warga desa yang terserang DBD, termasuk Bu Arni, tetangga Nara.

Rania seorang ibu yang baik hati dan penyayang. Ia selalu membantu Nara dan teman-temannya. Ketika Rania terserang DBD, Nara sangat sedih. Ia ingin membantu Rania tetapi ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Suatu hari, Nara melihat Rania sedang berbaring lemah di rumahnya. Nara menghampiri Rania dan bertanya, "Ran,  kenapa Rania sakit?"

Rania menjawab, "Rania sakit DBD. Demamnya tinggi sekali."

Nara merasa khawatir. Ia ingin membantu Rania agar cepat sembuh. Nara teringat apa yang pernah diajarkan gurunya tentang DBD. Gurunya berkata bahwa pemberantasan sarang nyamuk adalah cara yang paling efektif untuk mencegah penularan DBD.

Nara pun memutuskan untuk membantu Rania memberantas sarang nyamuk di rumahnya. Ia menguras bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, dan mengganti air secara berkala. Nara juga membantu Rania membersihkan selokan dan sampah di sekitar rumahnya.

Setelah beberapa hari, Rania mulai merasa lebih baik. Demamnya sudah mulai turun dan ia sudah bisa bangun dari tempat tidur. Rania sangat berterima kasih kepada Nara karena telah membantunya.

"Terima kasih, Nara. Kau sudah menolongku," kata Rania.

Nara tersenyum. Ia senang karena dapat membantu Rania. Ia juga belajar bahwa dengan melakukan hal-hal kecil, kita dapat membantu mencegah penularan penyakit dan menyelamatkan nyawa orang lain.

Nara dan Rania menjadi semakin dekat setelah kejadian itu. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, seperti bermain, bercerita, dan membantu sesama.

Suatu hari, Nara dan Rania sedang berjalan-jalan di desa. Mereka melihat seorang anak kecil sedang bermain di dekat selokan yang kotor.

"Bu, kita bantu dia, ya?" kata Nara.

Rania mengangguk. "Ayo," jawabnya.

Nara dan Bu Rania menghampiri anak kecil itu. Mereka membantu anak itu membersihkan selokan. Setelah selokan bersih, anak itu tersenyum kepada Nara dan Rania 

"Terima kasih," kata anak itu. "Sekarang selokan sudah bersih dan tidak ada nyamuk lagi."

Nara dan Rania tersenyum. Mereka senang karena telah membantu anak itu. Mereka juga senang karena dapat membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari DBD.

Nara dan Rania terus melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencegah penularan DBD. Mereka mengajak warga desa untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin. Mereka juga memberikan informasi tentang DBD kepada warga desa.

Atas usaha Nara dan Rania ,  angka kasus DBD di desa itu mulai menurun. Warga desa pun mulai sadar akan bahaya DBD dan pentingnya melakukan pemberantasan sarang nyamuk.

Nara dan Rania menjadi pahlawan bagi warga desa. Mereka mengajarkan kepada kita semua bahwa dengan melakukan hal-hal kecil, kita dapat membantu mencegah penularan penyakit dan menyelamatkan nyawa orang lain.

Pesan moral:

Kita dapat menjadi pahlawan dengan melakukan hal-hal kecil, seperti membantu sesama dan mencegah penularan penyakit.

Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun