Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Pengangguran Sejati

30 November 2023   08:38 Diperbarui: 30 November 2023   09:19 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar pixabay.com gratis 

Pengangguran Sejati

Oleh Mugiarni 

Pagi hari yang cerah di Kota Tangerang. Langit biru tanpa awan, matahari bersinar cerah, udara segar. Namun, bagi seorang pemuda bernama Rudi, pagi hari itu terasa hambar. Ia berjalan kaki menyusuri trotoar di Jalan Gatot Subroto.

Rudi adalah pengangguran sejati. Ia pernah memiliki usaha kecil-kecilan, namun usahanya bangkrut. Sejak saat itu, ia menjadi pengangguran. Ia sudah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan pekerjaan, namun belum berhasil.

Rudi berjalan dengan langkah berat. Ia merasa putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Ia hanya bisa berharap agar ada keajaiban yang terjadi.

Tiba-tiba, Rudi melihat sebuah kecelakaan lalu lintas di depan matanya. Sebuah mobil menabrak seorang pengendara sepeda motor. Pengendara sepeda motor itu terpental dan tergeletak di jalan.

Rudi bergegas menghampiri pengendara sepeda motor itu. Ia melihat bahwa pengendara sepeda motor itu mengalami luka-luka. Rudi membantu pengendara sepeda motor itu untuk berdiri.

"Terima kasih," kata pengendara sepeda motor itu. "Anda telah menyelamatkan saya."

"Tidak apa-apa," kata Rudi. "Semoga luka-luka Anda cepat sembuh."

Rudi membantu pengendara sepeda motor itu untuk naik ke mobil ambulans yang datang. Setelah ambulans itu pergi, Rudi melanjutkan perjalanannya.

Rudi merasa lega karena telah bisa membantu pengendara sepeda motor itu. Ia merasa bahwa ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Rudi berjalan terus hingga sampai di sebuah taman. Ia duduk di bangku taman dan memandangi orang-orang yang berlalu-lalang.

Rudi berpikir tentang hidupnya. Ia merasa bahwa ia adalah orang yang paling sial di dunia. Ia pernah memiliki usaha, namun usahanya bangkrut. Ia sudah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan pekerjaan, namun belum berhasil.

Rudi tiba-tiba teringat kata-kata seorang teman. Teman itu mengatakan bahwa "uang itu masih di langit, ada harapan akan turun."

Rudi tersenyum. Ia menyadari bahwa ia tidak boleh menyerah. Ia harus terus berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.

Rudi berdiri dan meninggalkan taman. Ia bertekad untuk mengubah hidupnya. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan pekerjaan.

Rudi berjalan kaki menuju sebuah perusahaan. Ia melihat ada lowongan pekerjaan di perusahaan itu. Ia memberanikan diri untuk melamar pekerjaan itu.

Rudi mengikuti tes wawancara dengan baik. Ia merasa bahwa ia telah memberikan yang terbaik.

Beberapa hari kemudian, Rudi mendapat kabar dari perusahaan itu. Ia diterima bekerja di perusahaan itu.

Rudi sangat senang. Ia akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan. Ia tidak akan menjadi pengangguran lagi.

Rudi mulai bekerja di perusahaan itu. Ia bekerja dengan giat. Ia ingin membuktikan bahwa ia adalah orang yang bisa diandalkan.

Rudi bekerja dengan baik. Ia mendapat pujian dari atasannya. Ia juga mendapat kenaikan gaji.

Rudi merasa sangat bahagia. Ia akhirnya bisa mencapai cita-citanya. Ia bisa menjadi orang yang sukses.

Rudi tidak pernah lupa dengan kecelakaan lalu lintas yang ia alami. Ia bersyukur karena telah bisa membantu pengendara sepeda motor itu. Ia menyadari bahwa kecelakaan itu adalah sebuah peringatan baginya. Ia harus selalu bersyukur atas apa yang ia miliki.

Rudi juga tidak pernah lupa dengan kata-kata temannya. Ia menyadari bahwa "uang itu masih di langit, ada harapan akan turun." Ia harus selalu berusaha untuk mencapai cita-citanya.

Rudi adalah contoh bahwa orang yang putus asa masih bisa mengubah hidupnya. Ia harus selalu berusaha dan tidak pernah menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun