Puisi ini menceritakan tentang seorang ibu kedua yang membimbing seorang anak muda untuk menjadi sastrawan. Ibu kedua ini memberikan bimbingannya dengan tulus, dengan jari jemarinya yang tulus. Dia telah menanamkan cintanya pada sastra, dan dia telah membantu anak muda tersebut menemukan jati dirinya.
Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan lugas. Bahasanya mudah dipahami, dan pesannya disampaikan dengan jelas. Puisi ini juga menggunakan simbolisme yang kuat, yaitu jari jemari yang tulus. Jari jemari ini melambangkan kasih sayang dan ketulusan dari ibu kedua tersebut.
Puisi ini memiliki makna yang mendalam. Puisi ini mengajarkan kita tentang pentingnya bimbingan dan dukungan dari orang lain. Ibu kedua ini telah memberikan bimbingan dan dukungannya, dan anak muda tersebut telah meraih cita-citanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H