Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Tutorial: Hujan di Hati

28 November 2023   09:32 Diperbarui: 28 November 2023   09:51 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokumen Pribadi dengan Inshot 

Cerpen 

Hujan di Hati

Bersama Mugiarni 

Alur: Maju

Tema: Cinta dan kehilangan

Penokohan:

* Pak Sutopo: Seorang pria paruh baya yang ditinggal mati oleh istrinya.

* Bu Sutopo: Istri Pak Sutopo yang telah meninggal dunia.

* Risma: Anak perempuan Pak Sutopo dan Bu Sutopo.

Latar:

Desa Sukamaju, Jawa Tengah

Pembukaan:

Hujan turun dengan deras di desa Sukamaju, Jawa Tengah. Pak Sutopo duduk termenung di teras rumahnya. Dia menatap hujan yang turun dengan pandangan kosong.

Pak Sutopo baru saja ditinggal mati oleh istrinya, Bu Sutopo. Mereka telah menikah selama 30 tahun dan memiliki seorang anak perempuan bernama Risma.

Pak Sutopo masih belum bisa mempercayai bahwa istrinya telah tiada. Dia merasa seperti sedang bermimpi buruk.

Isi:

Pak Sutopo sering melamun di musim hujan. Dia selalu membayangkan istrinya yang sedang berjalan di bawah hujan.

Pak Sutopo ingat saat pertama kali bertemu dengan Bu Sutopo. Mereka bertemu di sebuah acara pernikahan. Pak Sutopo langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Mereka menikah setahun kemudian dan hidup bahagia selama bertahun-tahun. Mereka memiliki seorang anak perempuan yang cantik dan pintar.

Namun, kebahagiaan mereka harus berakhir saat Bu Sutopo meninggal dunia karena sakit. Pak Sutopo sangat terpukul dengan kematian istrinya.

Sejak kematian istrinya, Pak Sutopo sering merasa kesepian. Dia tidak memiliki teman yang bisa diajak berbagi cerita.

Suatu hari, Pak Sutopo sedang duduk di teras rumahnya saat Risma datang. Risma baru saja pulang dari sekolah.

"Papa, kenapa melamun?" tanya Risma.

Pak Sutopo tersenyum. "Papa sedang memikirkan Mama," jawabnya.

Risma duduk di samping Pak Sutopo. "Mama pasti bangga melihat Papa sekarang," kata Risma.

Pak Sutopo tersenyum. "Papa juga bangga menjadi ayahmu," jawabnya.

Risma dan Pak Sutopo duduk bersama di teras rumah sambil menikmati hujan. Mereka bercerita tentang masa lalu dan masa depan.

Risma menceritakan tentang kehidupannya di sekolah. Pak Sutopo menceritakan tentang masa mudanya.

Mereka tertawa dan menangis bersama. Mereka saling menguatkan satu sama lain.

Penutup:

Pak Sutopo masih sering merasa sedih karena kehilangan istrinya. Namun, dia tahu bahwa dia harus kuat demi Risma.

Pak Sutopo bertekad untuk menjadi ayah yang baik bagi Risma. Dia akan membesarkan Risma dengan penuh kasih sayang.

Hujan di desa Sukamaju mulai reda. Pak Sutopo dan Risma berdiri dan masuk ke dalam rumah.

Pak Sutopo tersenyum. Dia tahu bahwa dia tidak akan pernah melupakan istrinya. Namun, dia juga tahu bahwa dia harus move on dan menjalani hidup.

Pak Sutopo akan selalu menyimpan kenangan manis bersama istrinya di dalam hatinya. Kenangan itu akan selalu menjadi kekuatan baginya untuk menjalani hidup.

Refleksi:

Cerpen ini menceritakan tentang seorang pria yang ditinggal mati oleh istrinya. Dia masih belum bisa mempercayai bahwa istrinya telah tiada. Dia sering melamun di musim hujan dan memikirkan istrinya.

Cerpen ini juga menceritakan tentang hubungan antara ayah dan anak. Ayah dan anak saling menguatkan satu sama lain dalam menghadapi kesedihan.

Cerpen ini memiliki pesan moral bahwa kita harus kuat menghadapi kesedihan. Kita juga harus selalu ingat kepada orang-orang yang kita cintai, meskipun mereka telah tiada.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun