Cerpen Religi Kehidupan: Pria Tampan yang Sombong
Oleh: MugiarniÂ
Di sebuah desa kecil di Jawa Tengah, hiduplah seorang pemuda bernama Rudi. Rudi adalah seorang pemuda yang cerdas dan tampan, tetapi dia juga sombong dan angkuh. Dia selalu menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain, dan dia sering memamerkan kekayaan dan statusnya kepada orang-orang di sekitarnya.
Suatu hari, Rudi sedang berjalan-jalan di pasar ketika dia bertemu dengan seorang pengemis tua. Pengemis itu duduk di trotoar, lusuh dan kotor. Dia memegang tongkat kayu di tangannya, dan dia tampak sangat lemah dan sakit.
Rudi melihat pengemis itu, dan dia merasa jijik. Dia berpikir, "Apa yang dilakukan orang tua ini di sini? Dia hanya akan membuat pasar ini menjadi kotor."
Rudi pun berlalu begitu saja, tanpa mempedulikan pengemis itu. Pengemis itu hanya bisa menatap Rudi dengan mata penuh kesedihan.
Malam harinya, Rudi bermimpi bertemu dengan seorang kakek tua. Kakek itu berkata kepada Rudi, "Rudi, mengapa kau sombong dan angkuh? Kau tidak lebih baik daripada orang lain. Semua orang adalah sama di hadapan Tuhan."
Rudi terbangun dari mimpinya, dan dia merasa sangat menyesal. Dia menyadari bahwa dia telah salah selama ini. Dia telah memandang rendah orang lain, padahal dia sendiri tidak lebih baik daripada mereka.
Rudi pun bertekad untuk mengubah dirinya. Dia mulai belajar untuk menjadi lebih rendah hati dan lebih peduli terhadap orang lain. Dia mulai membantu orang-orang yang membutuhkan, dan dia mulai berbagi harta bendanya dengan orang-orang yang kurang beruntung.
Perubahan Rudi tidak luput dari perhatian orang-orang di sekitarnya. Mereka semua kagum dengan perubahan Rudi. Mereka mulai menghormati Rudi, dan mereka mulai menganggap Rudi sebagai orang yang baik hati dan dermawan.
Suatu hari, Rudi sedang berjalan-jalan di pasar ketika dia bertemu lagi dengan pengemis tua yang dia temui sebelumnya. Rudi menghampiri pengemis itu, dan dia memberikan sejumlah uang kepadanya.
Pengemis itu sangat terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Rudi akan membantunya. Dia berkata kepada Rudi, "Terima kasih, Tuan. Tuhan memberkati Anda."
Rudi tersenyum dan berkata, "Sama-sama. Aku hanya ingin membantu."
Rudi pun melanjutkan perjalanannya. Dia merasa bahagia karena dia telah bisa mengubah hidupnya. Dia telah belajar bahwa kesombongan dan keangkuhan adalah sifat yang buruk. Dia juga telah belajar bahwa kerendahan hati dan kepedulian terhadap orang lain adalah sifat yang mulia.
**Pesan moral:**
Kesombongan dan keangkuhan adalah sifat yang buruk. Mereka akan membuat kita menjadi orang yang tidak bahagia dan tidak disukai oleh orang lain. Sebaliknya, kerendahan hati dan kepedulian terhadap orang lain adalah sifat yang mulia. Mereka akan membuat kita menjadi orang yang bahagia dan disukai oleh orang lain.
Renungan:
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Namun, yang terpenting adalah kita bisa belajar dari kesalahan kita dan memperbaiki diri. Kita harus berusaha untuk menjadi orang yang lebih rendah hati dan lebih peduli terhadap orang lain. Dengan begitu, kita akan bisa hidup dengan lebih bahagia dan lebih bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H