Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Oseng Genjer Teri

12 November 2023   15:45 Diperbarui: 12 November 2023   16:05 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oseng Genjer Teri

Oleh: Mugiarni

Sore itu hujan turun dengan derasnya. Angin berhembus kencang, membuat daun-daun pohon berdesir. Di sebuah rumah sederhana di pedesaan, seorang wanita paruh baya bernama Nara sedang sibuk di dapur. Ia sedang memasak oseng genjer teri untuk makan malam keluarganya.

Nara adalah seorang ibu rumah tangga yang rajin. Ia selalu memasak sendiri untuk keluarganya. Nara sangat menyukai masakan rumahan, terutama oseng genjer teri. Masakan ini adalah salah satu favoritnya dan keluarganya.

Nara mulai memasak dengan memotong-motong genjer dan teri. Setelah itu, ia menumis bawang merah, bawang putih, dan cabai hingga harum. Kemudian, ia memasukkan genjer dan teri, lalu ditumis hingga matang.

Nara menambahkan bumbu-bumbu seperti garam, gula, dan penyedap rasa. Ia juga menambahkan sedikit air agar oseng genjer teri tidak terlalu kering. Setelah semua bumbu tercampur rata, Nara mengangkat oseng genjer teri dari kompor.

Nara menuangkan oseng genjer teri ke dalam piring saji. Ia menghidangkannya bersama nasi hangat dan teh tubruk. Keluarga Nara pun segera berkumpul di meja makan untuk menikmati makan malam.

"Wah, wanginya sedap sekali, Ma," kata anak Nara yang paling besar, bernama Budi.

"Iya, Ma. Oseng genjer terinya enak banget," kata anak Nara yang paling kecil, bernama Nina.

Nara tersenyum mendengar pujian dari anak-anaknya. Ia merasa senang bisa membuat keluarganya bahagia dengan masakan buatannya.

Keluarga Nara pun menikmati makan malam dengan lahap. Mereka berbincang-bincang sambil makan. Cerita-cerita mereka semakin seru karena diiringi dengan suara hujan yang turun di luar.

Setelah makan malam, Nara membereskan meja makan. Kemudian, ia duduk di ruang tamu bersama keluarganya. Mereka menonton televisi sambil minum teh.

Hujan di luar masih turun dengan derasnya. Namun, keluarga Nara tidak merasa terganggu. Mereka justru merasa nyaman duduk di ruang tamu sambil menikmati hangatnya teh.

"Ma, enak banget tehnya," kata Budi.

"Iya, Ma. Teh tubrukmu memang paling enak," kata Nina.

Nara tersenyum mendengar pujian dari anak-anaknya. Ia merasa bahagia bisa membuat keluarganya bahagia dengan masakan dan teh buatannya.

Nara dan keluarganya pun duduk di ruang tamu sambil mengobrol hingga larut malam. Mereka menikmati kebersamaan mereka di tengah hujan yang turun di luar.

**

Keesokan harinya, Nara bangun pagi-pagi. Ia bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Ia ingin membuat oseng genjer teri lagi.

Nara memotong-motong genjer dan teri seperti kemarin. Kemudian, ia menumis bawang merah, bawang putih, dan cabai hingga harum. Setelah itu, ia memasukkan genjer dan teri, lalu ditumis hingga matang.

Nara menambahkan bumbu-bumbu seperti garam, gula, dan penyedap rasa. Ia juga menambahkan sedikit air agar oseng genjer teri tidak terlalu kering. Setelah semua bumbu tercampur rata, Nara mengangkat oseng genjer teri dari kompor.

Nara menuangkan oseng genjer teri ke dalam piring saji. Ia menghidangkannya bersama nasi hangat dan teh tubruk.

Keluarga Nara pun berkumpul di meja makan untuk sarapan. Mereka menikmati oseng genjer teri buatan Nara dengan lahap.

"Ma, oseng genjer teri ini enak banget," kata Budi.

"Iya, Ma. Sarapannya enak sekali," kata Nina.

Nara tersenyum mendengar pujian dari anak-anaknya. Ia merasa bahagia bisa membuat keluarganya bahagia dengan masakan buatannya.

Nara dan keluarganya pun melanjutkan aktivitas mereka masing-masing setelah sarapan. Namun, mereka selalu mengingat oseng genjer teri buatan Nara.

Oseng genjer teri adalah salah satu masakan favorit keluarga Nara. Masakan ini selalu mengingatkan mereka akan kebersamaan dan kehangatan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun