Nara sangat merindukan ayahnya. Ia tidak sabar menunggu ayahnya pulang.
Malam itu, Bu Santi membuatkan perkedel kentang untuk Nara. Nara sangat senang. Ia merasa perkedel kentang buatan ibunya kali ini terasa lebih lezat dari biasanya.
"Bu, perkedel kentangnya enak sekali," kata Nara.
"Iya, kan ibu buatnya dengan cinta," jawab Bu Santi. "Nara kan lagi sedih karena ayah pergi. Ibu ingin Nara bahagia."
Nara tersenyum. Ia merasa sangat terharu. Ia tahu bahwa ibunya selalu menyayanginya.
Nara dan Bu Santi pun makan perkedel kentang bersama. Mereka bercerita tentang ayah Nara. Nara merasa sangat nyaman saat berada di dekat ibunya.
Keesokan harinya, Nara berangkat ke sekolah dengan perasaan yang lebih baik. Ia tahu bahwa ayahnya akan segera pulang.
Selama seminggu, Nara selalu menyempatkan diri untuk makan perkedel kentang buatan ibunya. Perkedel kentang menjadi makanan favorit Nara. Ia merasa perkedel kentang adalah simbol cinta dan kasih sayang dari ibunya.
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ayah Nara pulang dari luar kota. Nara sangat senang. Ia langsung memeluk ayahnya.
"Ayah," kata Nara sambil menangis. "Aku kangen sekali."
Ayah Nara pun memeluk Nara dengan erat. Ia juga sangat merindukan Nara.