Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: "Jangan Biarkan Nara Sendiri, Bu"

8 November 2023   09:42 Diperbarui: 8 November 2023   10:30 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pixabay.com

Cerpen: "Jangan Biarkan Nara Sendiri, Bu"

Part 1

Nara duduk di tepi jendela, menatap jalanan yang ramai. Hari sudah mulai senja, tapi dia masih belum mau pulang. Dia masih memikirkan apa yang telah terjadi tadi pagi.

Nara telah membuat kesalahan besar. Dia telah membohongi ibunya. Dia bilang bahwa dia akan pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas sekolah, tapi dia malah pergi ke mall dengan teman-temannya.

Ibu Nara sangat marah. Dia memarahi Nara habis-habisan. Dia bilang bahwa Nara tidak bisa dipercaya. Dia bilang bahwa Nara tidak akan pernah menjadi orang yang sukses.

Nara sangat menyesal. Dia ingin meminta maaf kepada ibunya, tapi dia tidak berani. Dia takut ibunya akan semakin marah.

Nara terus menatap jalanan yang ramai. Dia berharap ibunya akan datang menjemputnya. Dia ingin memeluk ibunya dan meminta maaf.

Part 2

Malam semakin larut, tapi Nara masih belum mau pulang. Dia semakin takut jika ibunya tidak akan pernah memaafkannya.

Tiba-tiba, Nara mendengar suara pintu terbuka. Dia menoleh dan melihat ibunya berdiri diambang pintu.

"Nara," kata ibunya. "Mari kita pulang."

Nara berdiri dan berjalan menghampiri ibunya. Dia ingin memeluk ibunya, tapi dia masih ragu.

"Bu," kata Nara. "Aku minta maaf."

Ibu Nara tersenyum. "Aku tahu," katanya. "Aku sudah memaafkanmu."

Nara memeluk ibunya erat-erat. Dia sangat bahagia akhirnya ibunya memaafkannya.

**Part 3**

Dalam perjalanan pulang, Nara menceritakan semua yang telah terjadi. Dia menceritakan bahwa dia telah berbohong kepada ibunya karena dia takut dimarahi.

Ibu Nara mendengarkan dengan seksama. Setelah Nara selesai bercerita, ibunya berkata, "Nara, aku tahu kamu takut dimarahi, tapi itu bukan alasan untuk berbohong. Bohong itu tidak baik. Bohong akan membuatmu kehilangan kepercayaan orang lain."

Nara mengangguk. "Aku mengerti, Bu," katanya. "Aku berjanji tidak akan berbohong lagi."

Ibu Nara tersenyum. "Aku percaya padamu," katanya.

Part 4

Sesampainya di rumah, Nara membantu ibunya memasak makan malam. Mereka menghabiskan waktu bersama dengan bahagia.

Setelah makan malam, Nara mengerjakan tugas sekolahnya. Dia mengerjakannya dengan sungguh-sungguh agar tidak membuat ibunya kecewa lagi.

Ketika Nara selesai mengerjakan tugasnya, dia menghampiri ibunya. "Bu," katanya. "Aku mau ngomong sesuatu."

Ibu Nara menatap Nara dengan penuh perhatian.

"Aku janji akan nurut sama ibu," kata Nara. "Aku akan belajar dengan giat agar bisa menjadi orang yang sukses. Aku akan membuat ibu bangga."

Ibu Nara tersenyum. "Aku senang mendengarnya," katanya. "Aku yakin kamu bisa."

Part 5

Sejak hari itu, Nara berubah menjadi anak yang lebih baik. Dia tidak lagi berbohong kepada ibunya. Dia belajar dengan giat dan selalu membantu ibunya di rumah.

Ibu Nara sangat bangga dengan Nara. Dia tahu bahwa Nara akan menjadi orang yang sukses di masa depan.

Part 6

Bertahun-tahun kemudian, Nara berhasil menjadi seorang dokter. Dia membuka praktiknya sendiri di sebuah rumah sakit di Jakarta.

Suatu hari, Nara sedang memeriksa pasiennya di ruang rawat inap. Tiba-tiba, dia mendengar suara yang familiar.

"Nara," kata suara itu.

Nara menoleh dan melihat ibunya berdiri diambang pintu.

"Bu," kata Nara. "Apa yang ibu lakukan di sini?"

Ibu Nara tersenyum. "Aku ingin melihatmu," katanya. "Aku bangga padamu, Nara. Kamu telah menjadi dokter yang hebat."

Nara memeluk ibunya erat-erat. Dia sangat bahagia akhirnya bisa membahagiakan ibunya.

"Terima kasih, Bu," katanya. "Aku akan selalu membuat ibu bangga."

Akhir

Nara dan ibunya hidup bahagia bersama. Mereka selalu saling mendukung dan menyayangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun