Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Religi Kehidupan: Kebaikan yang Tak Terlupakan

21 Oktober 2023   12:37 Diperbarui: 21 Oktober 2023   12:56 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen Religi Kehidupan: Kebaikan yang Tak Terlupakan

Oleh: Mugiarni 

Di sebuah desa terpencil di Jawa Tengah, hiduplah seorang gadis bernama Adelia. Adelia adalah gadis yang baik hati dan rajin beribadah. Dia selalu membantu orang lain yang membutuhkan.

Suatu hari, Adelia sedang berjalan-jalan di desa ketika dia bertemu dengan seorang wanita tua yang sedang kesulitan membawa barang belanjaan. Adelia pun menawarkan bantuannya untuk membawakan barang belanjaan wanita tua itu.

Wanita tua itu sangat senang dengan bantuan Adelia. Dia mengucapkan terima kasih kepada Adelia dengan tulus.

"Terima kasih, nak. Kau sungguh gadis yang baik hati," kata wanita tua itu.

"Sama-sama, Bu," kata Adelia. "Saya senang bisa membantu."

Adelia dan wanita tua itu pun mengobrol dengan akrab. Adelia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah seorang janda yang tinggal sendirian. Dia bekerja sebagai penjual sayur untuk menghidupi dirinya sendiri.

Adelia merasa iba dengan wanita tua itu. Dia bertekad untuk membantu wanita tua itu untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.

Adelia pun membantu wanita tua itu untuk berjualan sayur. Dia membantu wanita tua itu untuk mencari pembeli dan mempromosikan dagangannya.

Akhirnya, usaha wanita tua itu pun mulai berkembang. Dia bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Wanita tua itu sangat bersyukur atas bantuan Adelia. Dia merasa sangat terbantu dengan kebaikan Adelia.

"Terima kasih banyak, nak. Kau telah mengubah hidupku," kata wanita tua itu.

Adelia tersenyum. Dia senang bisa membantu wanita tua itu. Dia merasa bahwa dia telah melakukan hal yang benar.

**

Bertahun-tahun kemudian, Adelia sudah menjadi seorang wanita dewasa. Dia menikah dan memiliki anak.

Suatu hari, Adelia sedang sakit keras. Dia dirawat di rumah sakit dan nyawanya terancam.

Dalam keadaan sekarat, Adelia teringat akan kebaikan wanita tua yang pernah dia bantu. Dia berdoa kepada Allah agar wanita tua itu mendoakannya.

**

Di desa terpencil di Jawa Tengah, wanita tua itu sedang berdoa di rumahnya. Dia berdoa untuk kesembuhan Adelia.

Tiba-tiba, wanita tua itu mendengar suara bisikan.

"Doamu telah dikabulkan," kata suara itu.

Wanita tua itu terkejut. Dia pun membuka matanya dan melihat seorang wanita cantik di hadapannya.

"Kau siapa?" tanya wanita tua itu.

"Aku Adelia," kata wanita itu. "Aku datang untuk berterima kasih kepadamu."

Wanita tua itu sangat terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Adelia yang dia doakan adalah gadis yang pernah dia bantu.

"Kau sudah sembuh?" tanya wanita tua itu.

"Ya," kata Adelia. "Semuanya berkat doamu."

Adelia pun menceritakan kepada wanita tua itu tentang bagaimana dia teringat akan kebaikannya dan berdoa kepada Allah.

Wanita tua itu sangat bahagia. Dia merasa sangat bersyukur atas kesempatan untuk bisa membantu Adelia.

**

Adelia dan wanita tua itu pun saling berpelukan. Mereka menangis bahagia.

Adelia sadar bahwa kebaikan yang dia lakukan kepada wanita tua itu tidak pernah terlupakan. Kebaikan itu telah menyelamatkan nyawanya.

Adelia pun bertekad untuk selalu berbuat kebaikan kepada orang lain. Dia ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

**

Amanat**

Cerpen ini mengajarkan kita bahwa kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain akan selalu diingat. Kebaikan itu akan menjadi tabungan pahala kita di akhirat kelak.

Selain itu, cerpen ini juga mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas kebaikan orang lain. Kebaikan orang lain adalah salah satu karunia Allah yang harus kita syukuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun