Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Mugiarni: Menjadi Editor Naskah Cerita Barra Abdullah SDN Daru 3

29 Agustus 2023   13:12 Diperbarui: 29 Agustus 2023   13:17 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar pixabay.com dengan inshot 

Kami juga tak melewatkan kesempatan untuk bermain di belakang rumah, di mana kami menemukan sebuah kali yang bersih dan segar. Kali ini menjadi saksi bisu bagi tawa riang kami dan segala keseruan yang kami alami selama di kampung. Sungguh, momen-momen seperti inilah yang takkan pernah terlupakan.

***

Suatu hari, saat matahari mulai merunduk dan langit memerah, aku duduk di beranda rumah nenek buyut sambil menikmati udara senja yang sejuk. Di sana, aku bergabung dengan Barra, sepupu yang lebih tua dari Nanda dan ZalFa. Kami duduk di bangku kayu yang sudah tua namun tetap nyaman.

"Bagaimana perjalanan offroad tadi?" tanyaku pada Barra, sambil mengingat pengalaman luar biasa itu.

Barra tersenyum sambil melipat tangannya di pangkuan. "Luar biasa! Aku senang bisa berbagi pengalaman seperti itu denganmu dan Nanda. Memangnya kapan lagi kita bisa bebas menjelajahi kampung dengan motor offroad?"

Aku mengangguk setuju, "Betul sekali. Rasanya seperti petualangan yang tak terlupakan."

Kami terdiam sejenak, menikmati keheningan yang nyaman. Kemudian, Barra mulai membicarakan masa lalu dan cerita-cerita keluarga. Dia bercerita tentang nenek buyut kita, tentang bagaimana dia dikenal sebagai pribadi yang bijaksana dan penuh kasih sayang. Dia juga mengenang momen-momen manis saat mereka masih kecil, bersama-sama menjelajahi ladang dan kali yang sama sekali belum diubah oleh waktu.

"Aku rindu waktu-waktu seperti itu," kata Barra dengan nada nostalgia. "Semua keluarga berkumpul, tertawa bersama, dan menjalani kehidupan yang lebih sederhana."

Aku merasa terharu mendengarnya. Aku menyadari betapa berharganya momen-momen sederhana seperti ini, di mana kami bisa berkumpul dan saling berbagi cerita. "Kita mungkin tidak bisa kembali ke waktu itu, tetapi kita masih bisa menciptakan momen-momen berharga bersama sekarang," ujarku dengan semangat.

Barra tersenyum penuh pengertian. "Kamu benar. Kita harus menghargai setiap momen yang kita miliki sekarang dan menciptakan kenangan baru yang kelak akan kita kenang."

Kami melanjutkan obrolan kami tentang impian dan harapan kami di masa depan. Barra bercerita tentang cita-citanya untuk menjaga warisan keluarga dan melestarikan budaya di kampung halaman. Kami berbagi pandangan tentang betapa pentingnya menjaga hubungan keluarga meskipun jarak dan waktu terpisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun