Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semangkok Sayur Katuk Untuk Nara

8 Juli 2023   23:42 Diperbarui: 8 Juli 2023   23:52 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen.

Semangkok Sayur Katuk untuk Nara

Mugiarni

Suasana pagi di rumah Nara terasa hening. Nara, seorang gadis berusia sepuluh tahun, terbangun dengan harapan memanjakan lidahnya dengan semangkok sayur katuk yang lezat. Sayur katuk merupakan hidangan favoritnya, karena ia tahu betapa sehatnya sayuran hijau ini. Namun, tidak setiap minggu ibunya bisa memasaknya untuk Nara.

Input sumber gambar dengan inshot
Input sumber gambar dengan inshot
Ibu Nara, seorang wartawati yang bekerja keras, memiliki jadwal yang padat. sebagai seorang wartawati seringkali membuatnya tidak memiliki cukup waktu untuk memasak sayur katuk yang diinginkan Nara. Namun, Nara selalu memahami kondisi ibunya dan tidak pernah merasa kecewa.

Suatu hari, setelah sekolah, Nara merasa antusias. Ia memiliki cerita yang ingin ia sampaikan pada ibunya. Begitu Nara tiba di rumah, ia menemukan ibunya tengah sibuk di ruang kerjanya. Nara dengan sabar menunggu hingga ibunya selesai mengetik artikelnya.

"Nara, maafkan ibu. Ibu sibuk sekali hari ini," kata ibu Nara sambil memberikan senyuman lembut kepadanya.

Nara dengan ceria menjawab, "Tidak apa-apa, Bu. Aku punya cerita menarik untukmu!"

Ibu Nara mengangkat alisnya dengan antusias. "Cerita apa itu, Nak?"

"Dalam pelajaran sains hari ini, kita belajar tentang manfaat sayur katuk, Bu! Guru kami menjelaskan bahwa sayur katuk mengandung banyak vitamin, serat, dan zat besi. Katanya, sayur katuk bisa membuat kita sehat dan kuat!"

Ibu Nara mendengarkan dengan penuh perhatian. "Itu sangat menarik, Nak. Apa lagi yang kamu pelajari tentang sayur katuk?"

"Katanya, sayur katuk juga baik untuk menjaga kesehatan tulang dan mata. Itu karena sayur katuk mengandung kalsium dan vitamin A. Aku ingin sekali makan sayur katuk lagi, Bu," ungkap Nara dengan harap.

Ibu Nara tersenyum dan merasa bangga pada putrinya yang begitu memahami pentingnya gizi seimbang. "Nara, ibu akan mencoba memasak sayur katuk untukmu minggu depan. Aku tahu betapa kamu menyukainya dan betapa baiknya sayuran itu untuk tubuh kita."

Nara dengan rasa bahagia memeluk ibunya. "Terima kasih, Bu! Aku tahu ibu selalu berusaha yang terbaik untuk kami. Aku sangat beruntung memiliki ibu seperti ibu!"

Ibu Nara merasa tersentuh dengan kata-kata Nara. "Aku juga beruntung memiliki anak seperti kamu, Nak. Kita saling mendukung dalam kesibukan kita masing-masing, ya?"

****

Nara mengangguk penuh semangat. Mereka berdua menikmati momen itu, saling menyayangi dan saling mendukung dalam perjalanan hidup mereka. Ibu Nara berjanJanji untuk memasak sayur katuk minggu depan terus terngiang di pikiran ibu Nara. Walaupun jadwalnya masih padat, ia berusaha menyempatkan waktu untuk memenuhi permintaan Nara. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Minggu pun tiba, dan Nara tidak sabar menunggu makan malam. Ia membantu ibunya menyiapkan bahan-bahan sayur katuk di dapur. Mereka berdua saling bercerita dan tertawa, menciptakan momen kebersamaan yang berharga.

Akhirnya, semangkuk sayur katuk pun terhidang di atas meja makan. Nara dengan penuh sukacita mencicipinya. Rasanya begitu segar dan lezat, mengingatkan Nara akan betapa ia sangat menyukai sayuran ini. Ia merasa terharu karena ibunya telah berusaha keras untuk memasak sayur katuk yang spesial ini.

"Bu, rasanya enak sekali!" ucap Nara sambil tersenyum lebar.

Ibu Nara tersenyum bahagia melihat reaksi Nara. "Aku senang kamu menyukainya, Nak. Sayur katuk memang memiliki manfaat yang luar biasa bagi tubuh kita. Jadi, jangan lupa untuk selalu mengonsumsi sayuran yang sehat seperti ini ya."

Nara mengangguk sambil mengunyah sayur katuk dengan lahap. "Iya, Bu. Aku akan berusaha untuk selalu makan sayur setiap harinya."

Sementara mereka menikmati makan malam, Nara menceritakan pengalaman menyenangkan di sekolah dan kabar-kabar lainnya. Ibu Nara dengan penuh perhatian mendengarkan setiap cerita yang diceritakan Nara. Mereka merasa semakin dekat satu sama lain.

Setelah makan malam selesai, Nara berterima kasih kepada ibunya. "Terima kasih, Bu, sudah memasak sayur katuk spesial untukku. Aku benar-benar bahagia."

Ibu Nara tersenyum dan mencium kening Nara lembut. "Kamu layak mendapatkan yang terbaik, Nak. Dan aku akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untukmu. Aku mencintaimu, Nara."

Nara tersenyum dan membalas ciuman ibunya. "Aku juga mencintaimu, Bu. Terima kasih telah menjadi ibu yang hebat."

Mereka berdua duduk bersama di ruang keluarga, merasa hangat dan damai. Nara memeluk ibunya erat, merasakan kehangatan dan kasih sayang yang tak tergantikan.

Cerita tentang semangkuk sayur katuk telah membawa mereka lebih dekat. Ibu Nara belajar untuk meluangkan waktu bagi anaknya, sedangkan Nara belajar untuk memahami kesibukan ibunya. Bersama-sama, mereka melewati kehidupan dengan saling mendukung dan menciptakan momen kebersamaan yang tak ternilai harganya.

****

Minggu demi minggu, ibu Nara berusaha untuk menyempatkan waktu memasak sayur katuk untuk Nara. Meski kadang-kadang jadwalnya masih sibuk, ia tetap mengutamakan kebutuhan dan keinginan anaknya. Nara pun menjadi semakin menghargai usaha dan cinta yang diberikan ibunya.

Setiap kali mereka menikmati semangkuk sayur katuk bersama, Nara tidak hanya merasakan kelezatan makanan itu, tetapi juga merasakan kehangatan keluarga yang terpancar dari setiap hidangan yang disajikan. Mereka berdua menjadi lebih dekat, dan ibu Nara pun belajar untuk menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan waktu bersama keluarga.

Suatu hari, ketika ibu Nara pulang dari pekerjaan, ia melihat Nara sibuk membaca sebuah buku di ruang tamu. Ibu Nara menghampiri dengan senyum hangat di wajahnya. "Hai, Nak. Apa yang kamu baca?"

Nara menatap ibunya dengan senyum cerah. "Ini buku tentang sayur-sayuran dan manfaatnya, Bu. Aku ingin tahu lebih banyak tentang nutrisi yang ada di dalamnya."

Ibu Nara merasa bangga melihat minat Nara dalam mempelajari makanan sehat. Ia duduk di samping Nara, mengambil buku itu, dan mulai membacakan informasi menarik tentang sayur katuk dan manfaatnya.

Seiring berjalannya waktu, Nara menjadi semakin sadar akan pentingnya makan sehat dan menjaga pola hidup yang seimbang. Ia berbagi pengetahuannya kepada teman-temannya di sekolah dan bahkan menulis artikel kecil tentang manfaat sayur katuk di koran sekolah.

Suatu hari, ibu Nara pulang dengan senyuman besar di wajahnya. "Nara, tadi aku mendapatkan sebuah penghargaan di kantor berita. Aku mendapat penghargaan sebagai wartawati terbaik dalam liputan kesehatan dan gaya hidup sehat."

Nara memandang ibunya dengan bangga. "Selamat, Bu! Aku sangat bahagia untukmu. Ibu memang hebat!"

Ibu Nara tersenyum dan mengusap kepala Nara dengan lembut. "Aku tidak akan bisa mencapai ini tanpa dukunganmu, Nak. Kamu selalu memberiku inspirasi dan motivasi untuk menjadi yang terbaik. Terima kasih."

Nara memeluk ibunya erat. Mereka berdua saling memberikan kekuatan dan dukungan satu sama lain. Kebersamaan mereka tidak hanya melahirkan semangkuk sayur katuk yang lezat, tetapi juga melahirkan ikatan keluarga yang kuat.

Dalam perjalanan hidup mereka, Nara dan ibu Nara terus berbagi cerita, tawa, dan cinta. Mereka menyadari bahwa meski kesibukan sering kali menghalangi, kebersamaan dan perhatian adalah kunci untuk mempertahankan hubungan yang kuat di antara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun