Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta dengan Sekeping Luka (Bagian 41)

20 Juni 2023   10:54 Diperbarui: 20 Juni 2023   11:01 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta Dengan  Sekeping luka

Bagian 41

Dalam perjalanan hidup mereka yang penuh inspirasi, Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka terus mengembangkan kebun buah dan rumah mereka di dekatnya. Setiap musim, kebun mereka berkembang menjadi ladang yang subur, dihiasi dengan beragam buah-buahan yang indah dan lezat.

Kebun buah mereka menjadi pusat kegiatan keluarga yang penuh keceriaan. Mereka menikmati waktu bersama di antara pohon-pohon rimbun, memetik buah-buahan dengan penuh kegembiraan, dan merasakan keajaiban alam yang hadir di sekeliling mereka.

Di pagi hari, mereka menghirup udara segar dan menikmati cahaya matahari yang memancar di antara dedaunan hijau. Mereka bergembira saat melihat bunga-bunga indah yang mekar dengan warna-warni yang memikat, menarik lebah-lebah yang rajin mengumpulkan nektar.

Purbaningrum dan Aditya sering berjalan-jalan di sekitar kebun, berbicara dengan penuh antusiasme tentang tanaman-tanaman yang mereka rawat dengan cinta dan keahlian. Mereka saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, memperkaya satu sama lain dalam perjalanan ini.

Setiap hari, mereka melihat kebun buah mereka sebagai sebuah hadiah dari alam, sebuah tempat untuk menyelami keajaiban siklus kehidupan. Mereka melihat betapa pentingnya menjaga ekosistem yang sehat dan memelihara tanah subur yang memberi makan tanaman mereka.

Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka berbagi cerita dengan warga setempat tentang keindahan kebun mereka. Mereka membuka pintu rumah mereka untuk memperlihatkan betapa berlimpahnya hasil panen dan menyambut tetangga dengan senyum hangat.

Dalam perbincangan yang ramah, mereka saling bertukar cerita tentang perjalanan mereka dalam menanam dan merawat buah-buahan. Mereka berbagi resep dan petunjuk tentang cara menjaga kebun dengan cara yang ramah lingkungan, menghargai kekuatan alam dan keberagaman hayati.

Tidak hanya itu, Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka juga berbagi buah-buahan segar dari kebun mereka dengan orang-orang di sekitar. Setiap kali seseorang mencicipi buah manis yang mereka berikan, mereka juga merasakan kebaikan dan kehangatan yang disebarkan oleh keluarga itu.

Kebun buah mereka menjadi simbol kebersamaan, rasa syukur, dan kedermawanan. Setiap kunjungan ke kebun itu adalah pengalaman yang mengingatkan semua orang akan pentingnya menjaga alam dan menyebarkan kebaikan kepada sesama.

Melalui kebun buah dan rumah mereka yang indah, Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka membangun ikatan yang kuat dengan alam dan dengan orang-orang di sekitar mereka. Mereka telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Kisah mereka tentang cinta, kebersamaan, dan kepedulian terhadap lingkungan telah menyebar luas, membangkitkan semangat dan kesadaran akan pentingnya menjaga bumi kita.

Kebun buah mereka tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati keindahan alam dan memetik buah segar, tetapi juga menjadi tempat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Purbaningrum dan Aditya sering mengadakan kegiatan edukasi di kebun mereka, mengajarkan tentang pentingnya keberlanjutan, penggunaan metode organik, dan upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun