Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta

16 Juni 2023   05:17 Diperbarui: 16 Juni 2023   05:33 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Canva

Cinta Dengan  Sekeping luka

Bagian 37

Dalam perjalanan hidup yang mereka jalani bersama, mereka menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada materi atau pencapaian yang mereka raih, tetapi pada hubungan yang mereka bangun dan berbagi. Mereka menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan yang mereka rasakan setiap hari, dalam tawa riang putri kecil mereka, dan dalam keintiman yang mereka temukan dalam dekapan satu sama lain.

Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka terus menghargai keindahan alam di sekitar mereka. Mereka menjaga kebun buah dengan penuh kecermatan, memelihara tanaman dan makhluk hidup di dalamnya, serta menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan kepada orang-orang di sekitar mereka.

Melalui kebun buah yang mereka cintai, Purbaningrum dan Aditya mengajarkan putri kecil mereka tentang nilai-nilai kehidupan yang penting seperti kepedulian, kerja keras, dan rasa syukur. Mereka merasa bahagia melihat putri kecil mereka tumbuh menjadi individu yang penuh kasih, berani, dan bertanggung jawab.

Dalam momen-momen penuh kebersamaan di kebun buah mereka, Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka tidak hanya berbagi cerita, tetapi juga berbagi mimpinya. Mereka saling mendukung dan memotivasi untuk mengejar impian masing-masing, menyemangati satu sama lain untuk terus bertumbuh dan mencapai potensi terbaik dalam hidup.

Dalam senja yang melambangkan perjalanan hidup, mereka merenungkan betapa beruntungnya mereka memiliki satu sama lain dan kehidupan yang mereka bangun bersama. Kebun buah yang dulunya hanyalah impian kini menjadi nyata, menjadi tempat di mana mereka menemukan keindahan, kedamaian, dan kasih sayang yang tak tergantikan.

Dan saat malam tiba, ketika langit dipenuhi bintang dan kerlap-kerlip cahaya memenuhi ruangan mereka, Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka bersama-sama merayakan kehidupan mereka yang penuh berkah. Mereka saling berpegangan tangan, memandang langit dengan rasa syukur yang mendalam, dan memancarkan cinta yang tak terhingga satu sama lain.

####

Mereka membangun rumah di dekat kebun buah yang mereka cintai. Rumah itu menjadi simbol stabilitas, tempat untuk kembali setelah menjalani hari yang melelahkan. Di sana, mereka merangkai kenangan indah dan melihat anak-anak mereka tumbuh dengan bahagia.

Rumah mereka dipenuhi dengan senyum dan tawa. Dinding-dindingnya diselimuti oleh foto-foto keluarga yang mengabadikan momen-momen penting dalam hidup mereka. Di meja makan, mereka berkumpul bersama untuk berbagi hidangan yang lezat dan bercerita tentang pengalaman harian mereka.

Di depan rumah, ada taman kecil yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang indah dan warna-warni. Mereka dengan penuh kehangatan menjaga taman tersebut, menyirami tanaman setiap pagi, dan menyaksikan keindahan alam yang tumbuh dengan penuh keajaiban.

Di malam hari, mereka sering duduk bersama di teras rumah, melihat langit yang penuh bintang. Mereka merenungkan kebesaran alam semesta dan bersyukur atas semua berkah yang telah diberikan kepada mereka. Momen-momen ini mengingatkan mereka tentang pentingnya menghargai kehidupan dan memperhatikan keindahan sekitar.

Dalam kebersamaan mereka, Purbaningrum dan Aditya mengajarkan putri kecil mereka tentang nilai-nilai keluarga, kesederhanaan, dan kepedulian terhadap sesama. Mereka ingin anak-anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, penuh cinta, dan selalu siap untuk membantu orang lain.

Purbaningrum dan Aditya juga terus menjalin hubungan yang erat dengan tetangga mereka. Mereka saling membantu dan berbagi kebahagiaan serta dukacita. Setiap hari adalah kesempatan untuk menghargai hubungan sosial yang kuat dan menjalin persahabatan yang tulus.

Saat mereka duduk bersama tetangga, mereka berbagi cerita tentang kehidupan, pengalaman, dan impian mereka. Mereka saling mendukung dan memberikan saran yang berharga satu sama lain. Dalam kebersamaan ini, mereka merasakan kekuatan komunitas yang memperkaya hidup mereka.

Ketika matahari terbenam, Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka berjalan-jalan di kebun buah yang indah. Mereka menghirup aroma buah-buahan yang segar, merasakan sentuhan lembut angin di wajah mereka, dan mendengarkan bisikan alam yang tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun