Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta....

15 Juni 2023   20:47 Diperbarui: 15 Juni 2023   20:58 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Canva

Cinta Dengan  Sekeping luka

Bagian 36

Dalam detik-detik itu, mereka merasakan kehidupan yang telah berubah. Keberadaan sang bayi mengisi rumah mereka dengan kegembiraan yang tak terbatas. Kedua orang tua mengasuhnya dengan penuh perhatian dan kasih sayang, menjadikan kehidupan keluarga mereka sebagai tonggak kebahagiaan dan kesempurnaan.

Purbaningrum dan Aditya melihat anak mereka tumbuh, bermain, dan belajar dalam kebun buah yang penuh warna. Mereka mengajarkannya tentang keindahan alam, mengenalkan buah-buah yang tumbuh di kebun mereka, dan membantu sang anak memahami nilai-nilai kehidupan yang penting.

Malam-malam sunyi di rumah mereka kini tidak lagi sepenuhnya sunyi. Suara tawa anak kecil dan tangisan kecil yang sesekali terdengar mengisi ruangan, mengingatkan mereka akan keberuntungan dan kebahagiaan yang mereka miliki. Purbaningrum dan Aditya merangkul satu sama lain, menatap wajah anak mereka yang penuh kepolosan, dan bersyukur atas karunia cinta yang tak terhingga.

Dalam kebersamaan mereka, Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka merayakan setiap momen indah dalam hidup mereka. Keberadaan kebun buah menjadi saksi bisu atas perjalanan cinta mereka, dan setiap buah yang mereka petik adalah simbol kebahagiaan dan keberuntungan yang tak terhingga.

Mereka terus menjaga dan merawat kebun buah serta kehidupan keluarga mereka dengan penuh dedikasi dan cinta. Setiap pagi, mereka berjalan-jalan di kebun buah, menikmati keindahan dan keberlimpahan alam yang mengelilingi mereka. Mereka mengajar putri kecil mereka tentang pentingnya menjaga lingkungan, memahami siklus alam, dan menghargai setiap buah yang tumbuh dengan penuh rasa syukur.

Purbaningrum dan Aditya juga melibatkan putri kecil mereka dalam proses merawat kebun buah. Mereka mengajarkannya bagaimana menanam bibit, memberi pupuk, dan merawat tanaman dengan penuh kasih sayang. Dalam proses ini, mereka tidak hanya menanam kecintaan pada kebun buah, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kerja keras, ketekunan, dan tanggung jawab.

Ketika putri kecil mereka tumbuh, Purbaningrum dan Aditya mendorongnya untuk mengeksplorasi kebun buah dengan keingintahuan dan kreativitasnya. Mereka bermain bersama di antara pohon-pohon buah, mencicipi rasa buah-buahan segar, dan merasakan kegembiraan dalam menemukan kehidupan kecil yang bersemayam di dalamnya.

Ketika senja tiba, mereka berkumpul di teras rumah, dikelilingi oleh harumnya bunga-bunga di kebun buah. Mereka berbagi cerita tentang petualangan, impian, dan harapan. Mereka mendengarkan suara alam yang mengalun lembut, sementara embun pagi menetes perlahan di daun-daun pepohonan.

Bapak Endi, yang menjadi teman dan penasehat mereka sejak dulu, sering kali datang untuk bergabung dalam momen berharga ini. Ia membagikan pengalaman hidupnya, memberikan nasehat bijak, dan menyemangati Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka untuk terus memperjuangkan impian dan menjadi manusia yang baik.

Dalam perjalanan hidup yang penuh warna ini, Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka tumbuh bersama sebagai keluarga yang kuat dan penuh kasih. Mereka merayakan setiap prestasi, menghadapi setiap tantangan, dan bersama-sama mengatasi segala rintangan yang mungkin muncul di jalan mereka.

Keberadaan kebun buah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka memberi inspirasi dan ketenangan. Di tengah kebisingan dunia, mereka menemukan kedamaian di antara pepohonan yang menjulang tinggi dan buah-buahan yang berlimpah. Kebun buah menjadi tempat pelarian, tempat untuk mengisi kembali energi, dan tempat untuk merenungkan keajaiban kehidupan.

Pada akhirnya, Purbaningrum, Aditya, dan putri kecil mereka menemukan bahwa kebahagiaan sejati terletak dalam cinta yang mereka bagi satu sama lain, dalamkompromi dan kerja sama yang mereka lakukan sebagai keluarga. Dalam setiap tantangan dan perubahan, mereka terus saling mendukung, membangun hubungan yang lebih kuat, dan menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun