Dan pada suatu hari, ketika mentari terbit dengan sinarnya yang hangat, Purbaningrum dan Aditya menerima berita yang paling dinanti-nantikan. Purbaningrum telah hamil, dan mereka berdua tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan dan suka itu. Keduanya meluapkan kegembiraan mereka dengan senyuman yang tak terhapuskan dari wajah mereka. Mereka merangkul erat satu sama lain, merasakan sentuhan tangan mereka yang bergetar karena kebahagiaan yang meluap.
Dalam bulan-bulan yang mengikuti, Purbaningrum dan Aditya menjalani masa kehamilan dengan penuh cinta dan perhatian. Mereka menghabiskan waktu bersama sambil merencanakan segala persiapan untuk kedatangan sang buah hati. Keduanya selalu saling mendukung, memberikan dukungan fisik dan emosional yang dibutuhkan oleh Purbaningrum.
Di kebun buah yang indah, mereka menghabiskan waktu bersama, menikmati momen-momen damai dan mengisi hari-hari mereka dengan kegembiraan. Mereka berjalan-jalan di bawah rindangnya pepohonan, merasakan kelembutan angin yang mengusap wajah mereka, dan menatap bersama matahari terbenam yang memberi harapan dan kehangatan.
Ketika tiba saatnya, Purbaningrum dan Aditya melahirkan seorang bayi perempuan yang indah. Tangisan kecil sang bayi memenuhi ruangan, mengisi hati mereka dengan kebahagiaan yang tak tergambarkan. Mereka berdua memandanginya dengan penuh cinta dan keajaiban, merasa diberkati dengan anugerah terindah dalam hidup mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H