Mohon tunggu...
Mugi Harjo
Mugi Harjo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sekedar seorang manusia yang belum utuh rohaninya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ojek Sepatu

11 Juni 2014   00:17 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:20 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa. bocah berumur 12 ahun iu masih duduk lesu diperempaan jalan protokol. setiap hari sepulang sekolah. bocah ini beda dari yang lain tentunya. lain nasibnya. menjajakan sepatu dan seraya berdoa, "ya Tuhan, lekas turunkan hujanmu deras sangat. agar bukupelajaranku tak lagi basah kuyup" demikian selalu ia ucapkan dalam dalam. terkadang tega ia berteriak.

murung raut mukanya karena tak kunjung hujan. pergilah ia dari tempat itu hendak pulang. jelegar clap clap. kagetlah ia, namun gembira bukan kepalang. gemuruh dan kilatan petir saling bertautan. hujan turun deras. terburu - buru berlari ia kembali lagi ke perempatan. nampak olehnya, lelaki muda berpakaian kantoran mengumpat - umpat. sepatunya basah. pucuk dicinta ulampun tiba bagi bocah itu. dihampirinya lelaki muda yang tengah kesal tentunya.

"saya ada sepatu warisan ayah. bisa anda sewa dan mungkin cocok" tawarnya.

"bagaimana kamu tau, dik?" tanya pemuda itu.

"jangan marah, saya yang mengharap hujan ini datang deras tuk beli tas. bagaimana, anda bersedia?" jelas si bocah.

Disetujui dengan anggukan kepala pemuda itu. namun, ditariknya tangan bocah itu yang hendak menunjukkan tempat sepatunya. "biarkan saja. mari hujan - hujanan dengan saya. mari menangis bersama hujan. Tak perlu saya sewa" ajak pemuda itu. pun mereka berdua akhirnya basah kuyup dengan hujan, kendaraan etap lalu lalang dengan egoisnya anpa perduli pada mereka berdua.

Mereka berpisah setelah hujan reda. diulurkan beberapa lembar kertas lima puluh ribuan pada si bocah. "unuk tas dan berobat" begitu tutur si pemuda. Lantas pergi dan bocah itupun pergi dengan hati bungah dan bertanya - tanya.

"Yang pening bukuku tak basah lagi".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun