Mohon tunggu...
Mugi
Mugi Mohon Tunggu... Freelancer - Let me know if you have a time machine

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Kutukan Pantai Viral (Bagian 2)

9 Juli 2024   20:20 Diperbarui: 10 Juli 2024   21:54 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

"Siapa kamu?! Di mana Fajar?!" teriak Nina panik, mencoba berlari keluar. Namun, sosok itu menarik tangannya dengan kuat, membuatnya tak bisa bergerak. Ketakutan merajai pikiran Nina, membuatnya lemas tak berdaya. Tubuhnya bergetar hebat saat merasakan kulit dingin sosok itu di tangannya.

Di tengah kepanikan itu, Nina melihat gelang logam melingkar di pergelangan tangan makhluk yang mencengkeramnya itu. Gelang berbahan logam berwarna perak yang agak kusam itu memiliki motif ukiran detail dan rumit, menunjukkan keterampilan tinggi dari pengrajin yang membuatnya.

Anehnya, Nina merasa familiar dengan gelang tersebut. Ia merasa tidak asing dengan motif-motif ukiran yang menggambarkan pola-pola simetris yang berulang, menyerupai simbol-simbol kuno yang mungkin memiliki makna tertentu pada gelang tersebut. Di bagian gelang yang terlihat oleh matanya, tampak gambar hewan dengan taring tajam dan sayap yang terkembang, seakan siap terbang kapan saja. Nina juga melihat sebuah batu permata kecil berwarna merah delima yang dikelilingi oleh ukiran berbentuk lingkaran.

"Aku telah lama menunggumu, Nina. Fajar sudah menjadi milikku, dan sekarang giliranmu!" suara sosok yang mencengkeram Nina terdengar memekakkan telinga.

Nina meronta, berteriak meminta tolong, tetapi tak ada yang mendengarnya. Sosok itu menyeretnya semakin dalam ke pondok, di mana bayangan-bayangan hitam bergerak menghampirinya.

Tiba-tiba, pintu pondok terbuka dengan keras, dan terlihat seorang pria tua masuk.

"Pergi dari sini! Kau tidak berhak mengambil sesuatu yang bukan milikmu!" teriak pria tua itu sembari mengayunkan tongkat kayu yang ia bawa. Tongkat itu serasa berdaya magis sehingga sosok lelaki yang mencengkeram Nina menjerit dan melepaskan cengeramannya sebelum menghilang dalam kegelapan dalam pondok.

Nina terjatuh ke lantai, tubuhnya gemetar hebat, dan air mata mengalir deras di pipinya. Pria tua itu lalu membantunya berdiri dan mengajaknya keluar dari pondok.

"Kau aman sekarang, Nak. Jangan pernah kembali ke tempat ini," katanya.

Nina menoleh ke arah pondok itu sekali lagi saat si pria tua membimbingnya keluar dari hutan. Rasa takut masih terselip di hatinya.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun