Mohon tunggu...
Mugi です
Mugi です Mohon Tunggu... Freelancer - manusia biasa

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kutukan Pantai Viral (Bagian 1)

30 Mei 2024   19:12 Diperbarui: 9 Juli 2024   20:22 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Nina dan Fajar adalah pasangan muda yang gemar berwisata. Akhir pekan lalu, mereka memutuskan untuk mengunjungi sebuah destinasi wisata baru yang tengah populer di media sosial, Pantai Wedi Abang. Pantai tersebut mendapat namanya dari pasirnya yang berwarna merah tua. Kombinasi warna tak biasa tersebut dengan lautan biru berbatu karang serta vegetasi-vegetasi khas pantai memberikan pemandangan yang eksotis nan unik.

Dengan antusias, Fajar dan Nina berangkat pagi-pagi sekali. Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan berliku, akhirnya mereka tiba juga di pantai tersebut. Benar saja, pemandangannya sangat memukau. Pasir yang lembut, air laut yang jernih, dan angin sepoi-sepoi membuat mereka langsung jatuh cinta pada tempat itu.

Suasana pantai yang tenang membuat mereka merasa rileks. Mereka berjalan di sepanjang pantai, menikmati pemandangan, sembari berbicara tentang berbagai hal, termasuk masa depan mereka. Tanpa disadari, mereka telah berjalan cukup jauh dan memasuki area yang dikelilingi oleh pohon-pohon besar dan lebat.

Tanpa sengaja, mereka menemukan sebuah jalan setapak yang tampak sepi dan terlupakan, ditumbuhi semak belukar. Sejenak Nina merasa aneh begitu melangkahkan kaki di jalan setapak itu. Sebaliknya, Fajar justru merasa penasaran. Terlebih ketika mereka menemukan sebuah gerbang tua yang berkarat. Di atas gerbang itu terdapat papan kayu dengan tulisan yang hampir tidak terbaca yang berbunyi, Kawasan Terlarang.

Nina merasa tidak nyaman dan ingin segera pergi. Namun, Fajar meyakinkannya untuk tetap tenang. "Kita hanya akan melihat sebentar saja, lalu kembali," kata Fajar sembari tersenyum.

Meskipun sebenarnya hati kecilnya menolak, Nina akhirnya setuju. Keduanya pun terus menyusuri jalan setapak itu. Tak disangka, jalan itu membawa mereka ke sebuah area yang penuh dengan pepohonan besar.

Setelah berjalan beberapa saat, mereka tiba di sebuah kawasan yang terlihat lebih rimbun. Di sana mereka melihat batu-batu usang dan berlumut tersebar di antara pepohonan yang rimbun. Nina merasakan getaran aneh di sekelilingnya dan menyarankan agar mereka kembali ke pantai.

"Fajar, aku merasa tempat ini tidak baik. Ayo kita kembali ke pantai," kata Nina dengan suara gemetar.

Namun, Fajar hanya tertawa kecil. "Ah, kamu terlalu takut, Nina. Tidak ada apa-apa di sini."

Sejujurnya Fajar juga merasa sedikit ngeri. Tapi, entah mengapa ia begitu tertarik oleh suasana misterius tempat itu. Ia pun mengambil ponselnya dan mengabadikan beberapa gambar.

Karena perasaan tidak enak terus menghantui Nina, mereka akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat itu dan kembali ke pantai. Beruntung hari belum gelap. Tapi, di sisi barat sana, senja nampak telah jatuh. Mereka kemudian berkemas dan pulang dengan kenangan akan pantai yang sepi dan indah. Meski begitu, Nina merasa ada sesuatu yang mengawasi mereka. Tetapi, ia tidak berani mengatakannya kepada Fajar. Mereka tiba di rumah pada malam hari, sekitar jam 9 malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun