Mohon tunggu...
Mugi Pamungkas
Mugi Pamungkas Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sistem Klik pada Pemilu Sebagai Salah Satu Cara Mengurangi Konsumsi Kertas di Indonesia

26 Maret 2014   13:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:27 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah mau ke-7 kalinya Indonesia mengadakan pemilu. Di pemilu yang ke-7 ini Indonesia kembali menggunakan sistem coblos yang berbeda dengan pemilu pada tahun 2009 yang menggunakan sistem contreng. Dengan 12 partai politik Indonesia akan menentukan nasibnya pada tanggal 9 April 2014 nanti.

Di bulan yang sama, tepatnya tanggal 2 April 2014 dan 3 April 2014 di Politeknik Negeri Semarang juga terdapat pemilihan Umum. Pada tanggal 2 April 2014 Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang akan menggunakan hak suaranya untuk memilih presiden Mahasiswa dan wakilnya serta memilih anggota Badan Perwakilan Mahasiswa. Sedangkan pada tanggal 3 April 2014 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro menentukan Lurah (ketua Umum) Himpunan Mahasiswa Elektro. Dengan menggunakan sistem yang berbeda dengan pemilu 2014. Pemilihan di Politeknik Negeri Semarang ini menggunakan sistem klik, yakni Mahasiswa tidak perlu menyoblos/menyontreng. Dengan menggunakan media elektronik ini, Pelaksana berpendapat bahwa dengan menggunakan media Elektronik bisa mengurangi penggunaan kertas.

Memang baru kedua kalinya Politeknik Negeri Semarang menggunakan sistem klik untuk Pemilihan Raya dan Pimilihan Lurah. Seperti yang di ungkapkan pelaksana sistem ini memang bertujuan untuk mengurangi konsumsi penggunaan kertas yang biasanya digunakan sebagai surat suara seperti  pemilu pada umumnya. Selain itu hasil dari pemilihan juga langsung dapat terlihat. Dan keunggulan yang paling menonjol yaitu tidak adanya suara yang rusak karena sistem ini mewajibkan pemilih untuk mengklik salah satu calon. Tetapi ada beberapa kekurangan pula pada sistem yang perlu diperbaiki. Kerahasian dari pemilih harus benar-benar terjaga karena database sangat mudah untuk disadap oleh pihak2 yang tidak bertanggung jawab.

Dari perbedaan yang diungkap diatas tadi. Mungkin gag yah Indonesia menggunakan sistem Elektronik pada Pemilu?

NO GOLPUT! NO APATIS!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun