Mohon tunggu...
MUFTI SABILI
MUFTI SABILI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Anak yang Sering Kesulitan untuk Belajar Hal Baru

4 November 2024   05:50 Diperbarui: 4 November 2024   07:34 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Annis yang berusia 7 tahun. Rina sangat penasaran dengan dunia di sekitarnya, tetapi ia sering merasa kesulitan saat belajar hal-hal baru, terutama matematika. Suatu hari, guru Rina, Bu Iin, memutuskan untuk menerapkan pendekatan yang sesuai dengan teori kognitif Lev Vygotsky dalam proses belajar mengajarnya.

Interaksi Sosial dalam Pembelajaran

Bu Iin mengajak Annis dan teman-temannya untuk belajar matematika dengan cara yang lebih interaktif. Ia membagi mereka menjadi kelompok kecil dan memberikan tugas untuk menyelesaikan masalah matematika yang lebih kompleks. Dalam kelompok, Rina bertemu dengan Rado, teman sekelasnya yang lebih mahir dalam matematika.

Rado mulai menjelaskan cara menyelesaikan soal dengan menggunakan metode yang ia pelajari dari orang tuanya. Annis  yang awalnya bingung, mulai memahami langkah-langkah yang dijelaskan Rado. Di sinilah konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) Vygotsky berperan; Annis dapat menyelesaikan tugas yang sulit dengan bantuan Rado, yang berfungsi sebagai mediator dalam proses belajarnya.

Scaffolding dalam Pembelajaran


Bu Iin juga menerapkan teknik scaffolding. Ia memberikan dukungan awal kepada Annis dan teman-temannya dengan menjelaskan konsep dasar sebelum mereka mulai bekerja dalam kelompok. Setelah mereka mulai memahami, Bu Iin secara bertahap mengurangi bantuannya, membiarkan mereka mencoba menyelesaikan masalah sendiri sambil tetap mengawasi dan siap membantu jika diperlukan. Dengan cara ini, Annis  merasa lebih percaya diri dan mampu menyelesaikan soal-soal yang sebelumnya tampak sulit baginya.

Pembelajaran Kooperatif

Selama beberapa minggu, Annis dan teman-temannya terus belajar dengan cara ini. Mereka saling membantu dan berbagi strategi dalam kelompok. Rina belajar tidak hanya dari Rado, tetapi juga dari teman-teman lainnya. Setiap kali mereka menemukan kesulitan, mereka berdiskusi dan mencari solusi bersama. Proses ini memperkaya pengalaman belajar Annis, sesuai dengan pandangan Vygotsky bahwa interaksi sosial sangat penting dalam perkembangan kognitif anak.

Bu Iin mengajak Annis dan teman-temannya untuk belajar matematika dengan cara yang lebih interaktif. Ia membagi mereka menjadi kelompok kecil dan memberikan tugas untuk menyelesaikan masalah matematika yang lebih kompleks. Dalam kelompok, Annis bertemu dengan Rado, teman sekelasnya yang lebih mahir dalam matematika.

Rado mulai menjelaskan cara menyelesaikan soal dengan menggunakan metode yang ia pelajari dari orang tuanya. Annis yang awalnya bingung, mulai memahami langkah-langkah yang dijelaskan Rado. Di sinilah konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) Vygotsky berperan; Annis dapat menyelesaikan tugas yang sulit dengan bantuan Rado, yang berfungsi sebagai mediator dalam proses belajarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun