Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan dua sunah yang dianjurkan dalam agama Islam, namun bukan merupakan amalan wajib. Sunah ini berlaku bagi umat Islam yang tidak sedang menjalani ibadah haji. Bagi umat Islam yang sedang menjalani haji, tidak disunahkan untuk berpuasa agar dapat memiliki energi yang cukup dalam menjalani ibadah haji dengan khidmat.
Â
Dasar hukum tentang puasa Tarwiyah dan Arafah dapat ditemukan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Maimunah RA, sebagaimana yang tercantum dalam buku "Rahasia dan Keutamaan Puasa Sunah" karya Abdul Wahid. Hadits tersebut mengungkapkan momen ketika banyak orang meragukan puasa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam pada hari Arafah. Pada saat itu, Nabi Muhammad menerima kiriman susu saat sedang berada di Arafah untuk menjalani ibadah wukuf. Beliau pun meminum susu tersebut di hadapan orang-orang yang melihatnya, menegaskan keberkahan dan keutamaan dari puasa pada hari Arafah.
Â
Meskipun puasa Tarwiyah dan Arafah bukan termasuk dalam kewajiban ibadah, melaksanakannya merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Puasa pada hari Arafah memiliki keutamaan yang luar biasa, di mana Allah SWT mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang berpuasa pada hari tersebut. Sementara itu, puasa Tarwiyah sebagai persiapan menjelang hari Arafah juga memperkuat ketaatan dan kesungguhan umat Islam dalam menjalani ibadah.
Â
Dengan melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah, umat Islam dapat menyemarakkan ketaatan dan kecintaan mereka kepada agama. Amalan ini juga menjadi bentuk pengabdian dan kepatuhan kepada ajaran Islam yang mulia. Semoga dengan menjalankan sunah ini, umat Islam dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan dalam ibadah mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H