Teori Manusia Mengambang (Al-Insan al-Ta'ir atau Manusia Terbang) adalah salah satu eksperimen pemikiran paling terkenal dari Ibnu Sina (Avicenna), seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter besar dari dunia Islam abad ke-11. Eksperimen ini digunakan oleh Ibnu Sina untuk membuktikan prinsip dasar kesadaran diri dan keberadaan jiwa yang independen dari tubuh. Teori ini menggabungkan unsur-unsur filsafat metafisika dan epistemologi (teori pengetahuan) untuk menjelaskan sifat dasar manusia dan jiwa.
Eksperimen Pemikiran Manusia Mengambang
Dalam eksperimen pemikirannya, Ibnu Sina meminta kita membayangkan seorang manusia yang baru saja diciptakan, yang:
1. Tidak memiliki kontak fisik dengan dunia luar: Ia mengambang di udara, tanpa menyentuh tanah atau benda lainnya.
2. Tidak memiliki pengalaman sensorik: Ia tidak bisa melihat, mendengar, merasakan, atau menyentuh apa pun. Semua panca inderanya ditutup, sehingga ia tidak mendapatkan informasi dari luar melalui panca indera.
3. Tidak menyadari tubuh fisiknya: Ia tidak bisa melihat atau merasakan tubuhnya sendiri, sehingga tidak ada kesadaran tentang wujud fisiknya.
Namun, meskipun semua indera dan persepsi fisik terputus, manusia ini tetap memiliki kesadaran akan keberadaan dirinya sendiri. Ibnu Sina menyimpulkan bahwa manusia dalam kondisi ini akan menyadari dirinya sebagai "sesuatu" yang eksis, yaitu kesadaran diri yang tidak bergantung pada tubuh fisik.
Makna dari Eksperimen
Dari eksperimen pemikiran ini, Ibnu Sina menarik beberapa kesimpulan filosofis penting:
1. Kesadaran Diri Independen dari Tubuh: Ibnu Sina berargumen bahwa meskipun tubuh fisik tidak berfungsi (karena tidak ada kontak dengan dunia luar atau tubuhnya sendiri), manusia tetap memiliki kesadaran diri. Ini menunjukkan bahwa jiwa (nafs) atau pikiran manusia adalah sesuatu yang independen dari tubuh fisik. Jiwa manusia tidak sepenuhnya terikat oleh materialitas tubuh.