Akhir tahun 2019 dunia digemparkan dengan kemunculan Corona Virus Desease 19 (Covid-19) yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya. Seperti yang kita ketahui bersama, Covid-19 adalah penyakit menular yang menyerang system pernapasan manusia. Virus ini disebabkan oleh sindrom pernapasan akut Corona Virus 2 (SARS-CoV-2) yang terindikasi pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.Â
Saat ini Covid-19 sudah menyebar merata di seluruh dunia, dilansir dari worldometers virus Covid-19 sudah menjangkit 188.025.368 jiwa dengan kasus meninggal dunia 4.055.140 jiwa. Berdasarkan data worldometers per tanggal 12 Juli 2021, Indonesia saat ini berada di peringkat 16 dengan total 2.567.630 kasus Covid-19. Peringkat pertama di pegang oleh Amerika Serikat dengan total kasus 34.757.634.
Melihat kondisi Indonesia selama pandemi Covid-19 dari awal hingga saat ini, berbagai kebijakan pemerintah di ambil demi mencegah pennyebaran Covid-19. Kebijakan-kebijakan ini merupakan salah satu dampak dari pandemi Covid-19.
 Berbagai aspek dalam kehidupan harian terkena dampak pandemic ini. Bukan hanya aspek pertumbuhan ekonomi yang melemah saja, tetapi juga berdampak pada aspek Kesehatan, sosial, dan pendidikan.Â
Kebijakan pembatasan sosial menjadi kebijakan yang sangat mempengaruhi aspek-aspek kehidupan tersebut. Dalam dunia pendidikan, pembelajran mengalapi perubahan metode penyampaian. Dahulu pembelajaran dilakukan secara tatap muka di kelas, saat ini kita dituntut untuk melakukan pembelajaran secara online di rumah.
Pembelajaran online berdampak pada perkembangan kognitif anak. Dampak positif yang diberikan, yaitu anak berkembang dengan lebih mudah karena anak-anak dapat melakukan aktivitas lainnya seperti menggambar, menulis, membaca dan sebagainya. Selain itu dampak positif yang diberikan yaitu, waktu belajar menjadi lebih efektif dan pendek, karena teknologi memberikan kemudahan anak untuk mengakses materi kapanpun dan dimanapun.Â
Namun, sekolah daring memberikan dampak negatif pada anak, diantaranya tugas sekolah menumpuk, membuat interaksi dengan gawai yang berpotensi membuat kecanduan, kurang interaksi langsung dengan orang lain, dan anak menjadi mudah stress, tertekan, dan jenuh karena tidak bisa keluar rumah.
Dampak utama dari pembelajaran online adalah tingkat pemahaman materi. Dalam subjek pembelajaran Matematika sangat terpengaruh daripada kebijakan ini. Hal ini terjadi karena matematika memiliki materi yang perlu banyak interaksi dengan guru dan tuntunan saat latihan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Betty Kusumaningrum dan Zinnur Wijayanto (2020) terhadap mahasiswa, hanya 26% mahasiswa paham terhadap materi matematika yang disampaikan oleh dosen pengampu, sedangkan 74% mahasiswa tidak memahami materi yang diberikan. Hal ini menjadi sebuah problematika baru dalam dunia pendidikan terutama matematika dalam menemukan solusi pembelajaran yang efektif.
Kemajuan teknologi saat ini memberikan "pertolongan" dalam dunia pendidikan. Segala kemudahan dalam mengakses informasi menjadi peran positif perkembangan teknologi. Berbagai aplikasi yang kompatibel dengan berbagai Operation System (OS), seperti Windows, MacOS, Andorid,IOS,dan berbagai jenis OS lainnya dalam penunjang pendidikan. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan dalam pembelajarn matematika adalah aplikasi Photomath.
Aplikasi besutan developer MicroBlink yang saat ini berubah nama menjadi Photomath, Inc. menjadi salah satu media favorit dalam menunjang pembelajaran matematika. Developer asal Kroasia ini mampu menghadirkan fitur-fitur yang sangat memberikan kemudahan anak-anak dalam mengakses materi latihan matematika. Hanya dengan memindai soal matematika aplikasi ini dapat menyelesaikan persoalan matematika yang ada. Di lansir dari photomath.com ada sebanyak 2.763.901.167 soal matematika yang dipecahkan di seluruh dunia.
Kecanggihan aplikasi ini dapat menyelesaikan persoalan desimal, pecahan, aritmatika, akar, dan persamaan liniear sederhana. Keunggulan lainnya, aplikasi ini bekerja secara real time  sehingga pengguna dapat memperoleh jawaban secara langsung. Jawaban yang disediakan aplikasi ini terdapat runtutan penyelesaian soal sehingga anak-anak dapat mempelajari setiap langkah pengerjaan soal. Sebuah kemajuan teknologi yang mempermudah pembelajaran matematika selama di rumah.
Namun, dibalik kelebihannya, aplikasi ini memiliki kekurangan terutama dalam pemindaian. Pengguna harus memindai dengan benar setiap soal yang akan diselesaikan karena jika pemindaian tidak dilakukan dengan maksimal akan menyebabkan jawaban tidak muncul secara akurat. Hal ini terjadi karena beberapa symbol tidak terdeteksi oleh aplikasi ini.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan fitur aplikasi Photomath. Penggunaan aplikasi ini akan memberikan dampak positif dan negatif bagi kemapuan anak. Secara positif aplikasi ini dapat membantu pembelajaran matematika di rumah. Namun, secara negative aplikasi ini akan menyebabkan ketergantungan penggunaan bagi anak-anak. Oleh karena itu, peran serta orang tua dalam mengawasi penggunaan aplikasi ini dianggap penting.
Sumber :
Rothan, H. A., & Byrareddy, S. N. (2020). The epidemiology and pathogenesis of coronavirus disease (COVID-19) outbreak. In Journal of Autoimmunity (Vol. 109). https://doi.org/10.1016/j.jaut.2020.102433
Rusmaini. (2014). Ilmu Pendidikan. 1–15.
Muhardi. (2004). Perguruan Tinggi Bermutu: Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21. Mimbar, XX(4), 345–346.
https://www.worldometers.info/coronavirus/. diakses 11 Juli 2021
https://www.btkp-diy.or.id/?act=artikel&judul=aplikasi-canggih-untuk-selesaikan-soal-matematika&er=208, diakses 11 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H