Mohon tunggu...
Alif Muflih
Alif Muflih Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Lainnya

Dunia Kita, Milik Kita, Terserah Kita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemahaman tentang Literasi dan Pembiasaannya

11 Desember 2021   19:50 Diperbarui: 15 Desember 2021   12:15 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin banyak orang beranggapan bahwa literasi hanya sebatas membaca saja, namun nyatanya literasi bukan hanya soal membaca.

Namun masih banyak yang dapat di kategorikan sebagai literasi. Ketika kita menulis itu adalah sebuah literasi, mempelajari sesuatu itu adalah literasi, mencoba untuk memahami sebuah hal yang tidak kita pahami juga merupakan literasi. Sehingga dapat dikatakan segala hal yang ada di dunia ini perlu di dasari oleh literasi.

Yang menjadi masalah saat ini adalah pemahaman masyarakat luas yang masih membatasi literasi sebagai kegiatan membaca saja.

Pengertian Literasi Menurut Para Ahli

Menurut UNESCO "The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization", Literasi ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama ketrampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana ketrampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya.

National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai "kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat." Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.

Education Development Center (EDC) menyatakan bahwa Literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis. Namun lebih dari itu, Literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman bahwa literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia.

Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nila-nilai budaya serta pengalaman.

Hakikat ber-literasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Kesemuanya merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.

Dan secara etimologis istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin "literatus" yang dimana artinya adalah orang yang belajar. Dalam hal ini, literasi sangat berhubungan dengan proses membaca dan menulis.

Lalu bagaimana cara mengembangkan minat masyarakat dalam berliterasi?

Banyak sekali caranya seperti menumbuhkan kebiasaan membaca buku sejak dini, atau membudayakan literasi di sekolah, bahkan pada dasarnya pembiasaan adalah hal terpenting dalam segala kegiatan termasuk literasi.

Ada banyak factor yang menentukan kebiasaan seseorang salaha satunya ada yang namanya Trait Theory dimana menurut teori ini kebiasaan atau sikap seseorang itu di tentukan oleh bagaimana cara lingkungan mereka membentuk diri mereka, sama halnya dengan literasi ketika lingkungan kita menodorong atau membentuk kita untuk selalu ber-literasi atau hanya sekedar membaca buku maka kita akan terdorong untuk membaca buku.

Mungkin pada awalnya membaca buku itu tidak menyenangkan, namun bila sudah menjadi kebiasaan membaca buku adalah hal yang menyenangkan dan candu, pada awalnya membaca buku cerita, kemudian buku-buku bucin dsb, kemudian buku-buku novel lalu mulai ke tahap buku-buku yang sulit di pahami seperti dasar-dasar hukum, filsafat dan lain sebagainya.

Sehingga ketika kita membuat membaca buku adalah sebuah kebiasaan maka otak kita akan mulai terlatih untuk belajar berfikir kritis, ketika seseorang berfikir kritis itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa, karena sangat jarang orang yang memiliki pemikiran yang kritis.

Kritis sendiri bisa dibilang "menelanjangi" sesuatu argument, apakah argument itu konkrit atau tidak. Negara ini memerlukan orang-orang yang yang hebat, pintar, dan berkualitas dan cara membentuk orang-orang seperti itu salah satunya adalah dengan berfikir kritis dan cara belajar untuk berfikir kritis salah satunya adalah dengan ber-literasi, dan salah satu cara untuk ber-literasi adalah membaca, oleh sebab itu negara ini memerlukan orang-orang yang suka membaca.

Maka dibutuhkan sebuah lingkungan yang baik dan mendorong orang-orang di negara ini dalam membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun